Mengemas Seni Tradisional Jaranan (Bromo Tengger Semeru) BTS dalam Bentuk Industri Kreatif untuk Penguatan Potensi Masyarakat di Era Global

        Damariotimes. Minggu, 11 Juni 2023. Tim peneliti yang diketuai oleh Dra. EW. Suprihatin DP., M.Pd. dari Departemen Seni dan Desain Fakultas Sastra Universita Negeri Malang.  Kurang lebih dua bulan bekerja secara intensif mengembangkan potensi Jaranan Bromo Tengger Semeru dari grup Jaranan Tugu Sari Panggung Rejo Tumpang. Metode pengembangan yang dilakukan tim peneliti adalah rekonstruksi; tujuannya untuk membuat model sajian wisata yang menarik, simple, dan tetap mempertahankan nilai estetik dan budaya masyarakat penyangganya.
Tim peneliti bersama penari dan pengrawit tampil di Kampung Tempe Sanan Malang (Foto ist.)
Dra. EW. Suprihatin DP., M.Pd. menjelaskan perihal penelitian yang dilakukan bersama-sama dengan Dr. Robby Hidajat, M.Sn.,  Drs. Sumarwahyudi, M.Sn.,   Dr. Heriyati Yatim; Dosen Sejarah di FIS UM, dan  Dr. Yuliati ; Dosen Universitas Negeri Makasar. Bahwasanya, Globalisasi menggeser seni tradisional sebagai salah satu wujud budaya adiluhung kekayaan Indonesia.   Di sisi lain, adanya globalisasi memberikan tantangan pada kelompok seni tradisional bagaimana menjaga dan mempertahankannya agar tetap eksis, dan juga bisa menjadikannya sebagai industri kreatif yang tidak saja berdampak pada keberlangsungan seni tetapi juga perekonomian pendukungnya.
Atraksi Jaranan hasil rekonstruksi tampil di Kampung Tempe Sanan (Foto ist.)
Kasus yang sedang dicermati tim peneliti ini adalah Jaranan Bromo Tengger Semeru, dari kelompok Jaranan  Tugu Sari Panggung Rejo Tumpang. Kelompok ini merupakan salah satu kelompok seni pertunjukan tradisional di Tumpang Malang yang masih tetap eksis. Bahkan merupakan salah satu kelompok jaranan terfavorit di Kabupaten Malang.
Tujuan penampilan hasil rekonstruksi di sentra wisata kuliner Kampung Sanan ini adalah sebagai uji coba produk industri kreatif bidang seni pertunjukan. Secara lebih strategis upaya ini adalah upaya bagaimana kreativitas pendukung Jaranan BTS kreasi Tugu Sari Panggung Rejo Tumpang Malang dalam mempertahankan dan mengembangkannya kreasinya. Mengingat seni pertunjukan tradisional tidak hanya sebagai kelompok budaya, namun dimungkinkan memiliki perubahan cara berpikir, yaitu menjadi sentra industri kreatif berbasis budaya lokal. Hasil akhir proses rekonstruksi ini adalah memberikan dukungan dan motivasi komunitas Jaranan tradisional dapat menjadi ikatan industri kreatif berbasis seni tradisional. Sudah barang tentu hal ini tidak hanya bergantung pada tim peneliti. Namun hasil rekonstruksi ini dimungkinkan dapat didukung oleh berbagai pihak yang terkait, terutama pemerintah daerah.
 
 
 
Reporter    : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Editor        : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Mengemas Seni Tradisional Jaranan (Bromo Tengger Semeru) BTS dalam Bentuk Industri Kreatif untuk Penguatan Potensi Masyarakat di Era Global"