Ketika Seorang Guru Menjadikan Kumpulan Karyanya Menjadi Buku: Menjadikan Siswa Terampil Meneliti?

        Damariotimes. Dalam dunia pendidikan, peran seorang guru tidak hanya terbatas pada memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga melibatkan pengembangan keterampilan dan pemahaman yang lebih mendalam. Salah satu aspek penting dalam pembelajaran pada siswa Sekolah Menengat Atas (SMA) adalah pengenalan metode penelitian, yang dapat membantu siswa memperoleh pemahaman tentang proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis. Dalam konteks ini, biasanya seorang siswa merasa kesulitan karena kebanyakan mereka tidak memiliki pemahaman yang utuh dan tergolong awam.
Penulis menunjukan hasil karyanya (Foto Ist.)
        Seorang guru memiliki keunggulan sebagai sumber pengetahuan dan pengalaman yang berharga bagi siswa. Dengan mengumpulkan tulisannya menjadi satu buku misalnya, seorang guru dapat berbagi pengalaman pribadinya dalam melakukan penelitian, mencari tahu informasi, dan menganalisis data. Hal ini memberikan contoh konkret bagi siswa tentang bagaimana menerapkan metode penelitian dalam konteks nyata.
        Salah satu guru yang aktif menulis dan membimbing siswanya dalam hal penelitian adalah Ifan Andriado (Pengajar Sosiologi di SMAN 2 Malang). Ia tertarik dalam dunia menulis dan research sejak berada pada bangku kuliah. Tidak heran banyak sekali tulisannya yang telah terpublikasi pada jurnal nasional dan internasional. Baginya, menulis bukan hanya sekedar hobi, melainkan sebagai wadah untuk mengungkapkan isi hati dan pikiran.
        “Satu kalimat yang selalu ada di otak dan menjadi motivasi saya selama ini yaitu: Tubuh boleh terpasung, namun jiwa dan pikiran kita harus terbang sebebas-bebasnya. Kalimat inilah yang mendorong saya untuk terus berkarya, sekalipun setiap hari kehidupan saya disibukkan dengan dunia mengajar. Bukan berarti saya harus kalut ke dalam dalam aktivitas itu. Saya juga harus menyempatkan diri untuk menulis dan melakukan penelitian. Yang hasilnya nanti juga bermanfaat bagi anak-anak saya di kelas.” Ungkapnya.
        “Terlebih lagi, pada mapel Sosiologi, memang terdapat KD yang menuntut siswa kelas 10 bisa melakukan penelitian sosial. Selain hobi, penyusunan buku ini dilatarbelakangi dari kesulitan siswa saya dalam menyusun penelitian di kelas. Saya berinisiatif untuk mengumpulkan karya saya selama ini dan membukukannya, dengan harapan dapat memudahkan siswa dalam mengakses tulisan tersebut. Dengan begini, siswa akan mudah membuat proposal dan laporan penelitian, misalnya bagaimana membuat latar belakang yang baik?, bagaimana menyusun kajian teori?, bagaimana merangkai hasil penelitian yang benar?. Alhasil, mereka merasa lebih mudah dan hasil penelitiannya juga sangat bagus.” Imbuhnya.
Buku yang sudah diterbitkan (Foto Ist.)
        Buku yang disusun oleh Ifan ini juga dapat berfungsi sebagai alat pembelajaran praktis. Dalam buku tersebut, guru dapat menjelaskan langkah-langkah konkret yang dilakukan selama proses penelitian, seperti pemilihan topik, pengumpulan data, analisis, dan interpretasi hasil. Siswa dapat belajar melalui contoh nyata dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menerapkan metode penelitian dalam situasi mereka sendiri.
        Dengan berbagai karyanya inilah, tidak heran jika Ia sering diundang sebagai pemateri kegiatan khususnya yang berhubungan dengan inovasi pembelajaran di kelas. Pada tahun 2021 Ia pun juga berhasil mendapatkan juara 1 pada ajang kompetisi inovasi pembelajaran di era new normal yang diikuti oleh guru dari berbagai daerah. Di tahun yang sama, Ia pun mendapatkan penghargaan sebagai salah satu guru berprestasi di SMAN 2 Malang.
        Hingga saat ini, Ia pun tetap aktif menulis, karya buku ke-2 nya berjudul “Tinjau Dinamika Sosial Kampung Tematik”. Adapun Ia juga melibatkan siswa dalam menulis buku, yaitu pada buku ke-3 (The Javanesse Culture) dan buku ke-4 (Bunga Rampai: Pelajar Milenial dalam Pertaruhan Citra Diri) yang sekarang masih dalam proses penerbitan. Ia berharap para generasi muda bisa terus bersemangat dalam berkarya. Ia pun sangat berharap jika sedikit bekal yang Ia berikan kepada siswa dapat diteruskan dan dikembangkan untuk masa depan mereka.

 
Repoter    : Astrid Wangsagirindra Pudjastawa
Editor       : Muhammad Afaf Hasyimy

1 komentar untuk "Ketika Seorang Guru Menjadikan Kumpulan Karyanya Menjadi Buku: Menjadikan Siswa Terampil Meneliti?"