Apa Alasannya: Guru Seni Tari di PAUD dan Sekolah Dasar tidak perlu Kuliah Khusus Seni Tari

        Pertanyaan Pembaca: Pendidikan formal di tingkat anak usia dini (TK dan SD kelas rendah), maupun SD kelas tinggi, sesuai dengan isi artikel yang Bpk bagikan, jika ingin maksimal/fokus dalam pembelajaran tari, apakah diperlukan pendidikan khusus/ahli dibidang seni tari seperti untuk tingkat SMP dst.?. (pembaca: Radita Anes Candra Negara)

Mengenalkan budaya Indonesia; Papua (Foto ist.)
        Damariotimes. Ada beberapa alasan, mengapa guru seni tari di PAUD dan Sekolah Dasar (SD) tidak diperlukan mengambil kuliah khusus seni tari, sebagai berikut:

  1. Mata pelajaran dan Kurikulum di PAUD dan Sekolah Dasar (SD) tidak sekomprehensif kurikulum seni tari dijenjang pendidikan yang lebih tinggi, seperti di SMP atau di SMA. Mengingat guru seni tari di PAUD dan SD lebih membutuhkan pengetahuan tentang dasar-dasar seni tari, ketimbang praktik keterampilan. Hal ini dikarenakan pada jenjang tersebut, seni tari hanya merupakan media bantu untuk mengaktifkan (1) motorik kasar, (2) pemahaman tentang budaya lokal (budaya setempat), dan (3) sebagai media untuk membentuk sosialisasi diri, (4) menumbuhkan percaya diri.
  2. Fokus pengajaran seni tari di PAUD dan SD difokuskan pada pengajaran kemampuan motorik siswa, sehingga pelatihan gerak dasar, kemampuan mengenali ritme, dan kemampuan menangkap imaji virtual sebuah koreografi (konstruksi gerak sederhana). Sehingga pengajaran ditujukan hanya memperoleh pengalaman atau membentuk sosialisasi diri siswa. Guru seni tari hanya cukup mendapatkan suplemen pengajaran berupa pelatihan, dan kursus seni tari.
  3. Guru sebagai agen budaya, sebelum siswa mengenal lebih luas tentang kehidupan sehari-hari dalam lingkup budaya sekitarnya, guru dapat sebagai agen budaya. Sehingga yang dilakukan adalah untuk mendekatkan secara simultan kondisi dan situasi kebudayaan masyarakat di sekitarnya, termasuk seni tari. 
  4. Guru sebagai teman bermain, pengajaran seni tari disimulasikan sebagai aktivitas bermain, sehingga siswa tidak merasakan bahwa mereka dikondisikan dalam situasi ‘training’, namun mereka diperlukan sebuah kondisi yang menyenangkan dan tidak terasa telah mengalami peristiwa pembelajaran seni tari. Oleh karena itu, guru tidak memposisikan diri sebagai trainer. Jika ada beberapa siswa yang menunjukan bakat, guru menginformasikan pada wali murid atau kepala sekolah untuk mengkondisikan siswa tersebut dalam pelatihan khusus dangan tujuan tertentu.Guru sebagai teman bermain, pengajaran seni tari disimulasikan sebagai aktivitas bermain, sehingga siswa tidak merasakan bahwa mereka dikondisikan dalam situasi ‘training’, namun mereka diperlukan sebuah kondisi yang menyenangkan dan tidak terasa telah mengalami peristiwa pembelajaran seni tari. Oleh karena itu, guru tidak memposisikan diri sebagai trainer. Jika ada beberapa siswa yang menunjukan bakat, guru menginformasikan pada wali murid atau kepala sekolah untuk mengkondisikan siswa tersebut dalam pelatihan khusus dangan tujuan tertentu.

 

 

 Redaktur : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Apa Alasannya: Guru Seni Tari di PAUD dan Sekolah Dasar tidak perlu Kuliah Khusus Seni Tari"