Damariotimes. Seorang ibu yang sudah lanjut usia memandang sebuah kios agen travel dengan plakat yang sudah tidak asing lagi "traveline": mata ibu itu berkaca kaca. Saya juga teringat betul, pikiranku melayang jauh ke tahun 2008. Pertamakali saya mengenal traveline, sebuah armada travel yang punya rute Malang-Yogya PP dan Malang-Semarang PP.. Pada waktu itu ongkos perjalanan Malang-Yogya Rp.8.000.- almarhum pak Jainul, salah satu sopir traveline. travel ini hasil perjuangan dari suami Bu Lasito. Wanita yang memandangi kios agen travel.
Armada traveline yang kini dimiliki agen Yogya (Foto: ist.) |
Traveline termasuk jasa transportasi publik yang populer, pelayanannya bagus. Pada tahun 2009, penumpang dapat snack roti dan air mineral, selimut, dan bantal. Servis makan di rumah makan Padang.
Tahun 2015, traveline mengalami devisit keuangan yang disebabkan oleh keluarga, sehingga tidak mampu meremajakan armadanya. Kerusakan yang membutuhkan maintenance dilakukan dengan cara kanibal onderdil dari mobil yang lain. Sehingga asetnya berkurang 50%. Singkat cerita sekitar tahun 2015. Traveline berpindah pengelola yang dulu sebagai agen di Yogya.
Traveline milik keluarga Bu Lasito ludes, bahkan dua kios yang digunakan sebagai kantor pusat traveline di Malang juga terjual.
Reporter : R.Hidajat
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Traveline: Riwayat Perjalanan Bisnis Transportasi "