Tari Topeng Koncaran

Damariotimes. Menjadi penari adalah suatu hal yang sangat membanggakan. Hal tersebutlah yang saya rasakan selaku koordinator lapangan Kabupaten Indramayu dalam rangkaian sosialisasi Beasiswa Jabar Future Leadership 2022 yang diberi kehormatan untuk tampil menarikan “Tari Topeng Koncaran” dalam acara puncak Pameran Beasiswa JFL Expo 2022 pada tanggal 18 Juni 2022 di Aula Gedung Sate, Dinas Provinsi Jawa Barat yang juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Bapak Ridwan Kamil beserta jajarannya.  

Foto tampilan tari Koncaran (Foto ist.)

Tari Topeng Koncaran merupakan salah satu tari topeng yang hidup dan berkembang di Jawa Barat yang juga biasa disebut dengan Topeng Priangan. Tari Topeng Koncaran diciptakan pada tahun 1940, oleh R.Tjetje Somantri. Kata “koncaran” itu diambil dari nama seorang tokoh Topeng Cirebon yang bernama Kontjer, yang seringkali mengajarkan Tarian Topeng.

Tarian ini merupakan tarian tunggal khusus untuk wanita yang dalam geraknya terkandung makna tersirat terkait dengan tiga karakter dari tokoh-tokoh dalam cerita Damarwulan, yaitu cerita mengenai Putri Anjasmara yang sedang menyamar sebagai laki-laki untuk mencari kekasihnya Damarwulan, yang pada akhirnya dapat membunuh Raja Blambangan Jawa Timur yang bernama Menakjingga. 

Dalam pertunjukannya, Tari Topeng Koncaran terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama disebut “Anjasmara” yang menggambarkan kesetiaan Anjasmara kepada kekasihnya Damarwulan. Bagian kedua disebut “Layang Seta” menggambarkan Layang Seta yang sedang memperlihatkan kegagahannya untuk menyembunyikan niat jahatnya terhadap Damarwulan. Dan bagian ketiga disebut “Menak Jingga” menggambarkan tokoh Menak Jingga yang sedang memperlihatkan kesombongannya, ke angkuhannya, keserakahannya, kecongkakannya.

Ragam gerak dalam Tari Topeng Koncaran terbagi menjadi dua kategori yang tersusun utuh sehingga membentuk khas. Pertama, ada ragam gerak yang bisa dan biasa diulang langsung disebut patokan gerak atau ragam gerak pokok atau Jogedan, seperti Keupat atau Gedig, Mincid, Jangkung Ilo, Pakbang, dan Santana. Kedua, ada ragam gerak yang tidak biasa diulang langsung dan sebagai tansisi atau disebut ragam gerak peralihan atau alihan seperti Cindek, Ngalaras atau Nglarap, dan Sejak laras gandegan.

Pada zaman dahulu, pagelaran Tarian Topeng diadakan ditempat terbuka berbentuk setengah lingkaran. Pementasan tersebut umumnya bertempat di halaman rumah, panggung atau bale, tenda atau blandongan. dengan penerangan menggunakan obor. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, saat ini pementasan tari topeng dilakukan di dalam Gedung dengan hiasan lampu penerangan.

Busana Tari Koncaran (Foto ist.)

Pertunnjukan Tari Topeng Koncaran termasuk kedalam pertunjukan atau pagelaran individual. Pagelaran individual merupakan pagelaran yang dilakukan secara perseorangan atau individu. Biasanya diadakan sebagai hiburan pernikahan, khitan, khaulan, serta hajat ketika nazar terpenuhi. 




 

 

 

 

 

 

 

 

 


        Busana pada Tari Topeng Koncaran adalah busana yang umum digunakan dalam Tari Topeng, terdiri dari baju atasan dan celana berwarna merah. Untuk baju yang digunakan harus lengan pendek dan celana hanya sepanjang bawah lutut berwarna merah agar tidak menghalangi gerak penari. Selanjutnya menggunakan samping atau kain batik bermotif Parang yang dilipat dan dililitkan pada bagian kaki. Kemudian menggunakan sampur atau selendang. Selendang yang digunakan biasanya berukuran panjang, polos dan memiliki warna mencolok. Selain itu, penari Topeng Koncaran juga memakai kalung dan ikat pinggang disertai kewer dengan detail hiasan payet warna emas atau bordiran corak kedaerahan. Selain itu Ikat pinggang yang dipakai pada tari topeng Kuncaran terlihat meriah sesuai kostum yang dikenakan tapi juga memiliki fungsi menahan kostum agar tetap rapi saat menari.

Busana Tari Topeng Koncaran yang dipakai penari, yaitu: gelang tangan, gelang kaki dan menggunakan kedok atau topeng jenis Kelana. Setiap topeng dibungkus dengan sehelai kain seukuran sapu tangan yang disebut Ules. Selain itu, penari menggunakan hiasan untuk kepala bernama Tekes atau Sobrah. Sobrah terbuat dari rambut asli berbentuk lingkaran serta ditambah siger dari kulit ditatah dan diwarnai serta Rawis atau Rumbe yang terurai, di pinggir ada bagian yang disebut Pilis, hiasan bunga-bunga yang ditancapkan pada Gambuh. Dan tepat di tengah Siger depan itu tergantung dua bulatan dibubuhi hiasan mengkilap bernama Picisan karena besarnyapun sebesar uang picis atau disebut juga Panopengan.

Tata rias dalam pertunjukan Tari Topeng Koncaran berfungsi untuk merubah karakter pribadi menjadi karakter tokoh/peran yang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi, dan untuk menambah daya tarik penampilan. Tata rias dalam Tari Topeng Koncaran menggunakan rias korektif. Adapun gending pengiringnya adalah Gending Rumiang



Kontributor     : Widi Eka Yulita
Editor              : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Tari Topeng Koncaran"