Ritus Tradisional Tapel Adam Di Jawa Timur

DAMARIOTIMES - Bulan Suro bagi masyarakat jawa diyakini sebagai bulan yang istimewa untuk mempersiapkan mengawali dalam segala hal. Persiapan yang dilakukan terkait dengan ritual ritual demi keselamatan kebahagian selama kurun tahun yang akan dilaluinya. Disamping ritual menyambut tahun baru, jamasan pusaka, wejangan, membersihkan diri dan sebagainya digunakan untuk persiapan segala aktivitas selama tahun yang akan berjalan.


Ritus Tapel Adam (Foto: Maryani)

            Di bulan Suro hari ketiga (tahun ini jatuh pada malam Jumat Legi) masyarakat “Jawa” melakukan Ritus Tapel Adam yang dilaksanakan di kediaman sesepuh yang ada di sekitarnya. Terutama para penganut Kapitayan melaksanakan Ritual Tapel Adam yang sarat akan makna kehidupan. Ritus Tapel Adam merupakan salah satu ritus yang sarat edukasi sosial dan religiusitas. Dalam ritus ini, walau dalam bentuk simbolisasi memberikan pelajaran gotong royong, persatuan, sikap manusia dengan pemimpinnya dan juga sikap manusia dengan tuhannya.

            Ritus Tapel Adam merupakan ritus yang dilaksanakan untuk menghormati “Tumuruning Wiji” (turunnya benih). Dalam ritus ini tergambar edukasi Sangkan Paraning Dumadi. Dalam ritus ini disebutkan turunnya benih kehidupan dari tiga unsur (Tri Murti) yang terdiri dari Hitam sebagai simbol kelanggengan yang sifat dari sang pencipta Tuhan yang Maha Esa, Merah merupakan simbol dari benih Ibu, dan putih sebagai simbol yang berasal dari sang Ayah.

Ketiga unsur tersebut berkumpul menjadi satu menjadi benih kehidupan. Dengan segala sebutan dan cara ritus Tapel Adam esensinya adalah penghormatan terhadap berkumpulnya tiga unsur kehidupan yakni yang bersalah dari Tuhan, Ibu dan Ayah.

            Di dalam ritus ini setelah dilakukan puji-pujian untuk sang Kuasa diteruskan dengan kenduri dengan berbagai simbol permohonan. Simbol permohonan tersebut diwujudkan dalam suatu bentuk yang diambil dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Uborampe yang ada antara lain, ambengan (Simbol Permohonan Untuk leluhur), Buceng kuat (simbol permohonan untuk kekuatan dan keteguhan dalam menjalani kehidupan),  Bubur abang (Simbol kehidupan dari Ibu), bubur putih (simbol kehidupan dari Ayah), bubur sepuh ( penghormatan kepada bangunan rumah tangga), bubur sengkala (permohonan untuk terhindar dari bahaya dan godaan), Polo-Poloan (Polo gemandul, polo kependhem, polo tumempel) dan keleman (simbol permohonan untuk selalu teguh dalam segala keadaan dan sebagainya.


Sesaji Lengkap (Foto: Maryani)

            Yang unik pada Ritus Tapel Adam ini adalah simbol untuk keteguhan para kepala atau pemimpin (Kepala Negara, Kepala Daerah, Kepala Desa hingga Kepala Keluarga) yang disimbolkan dengan buah Kelapa utuh satu janjang. Simbol ini menunjukan bahwa dalam tatanan kehidupan seorang pemimpin mempunyai peran yang cukup berpengaruh terhadap kehidupan. Edukasi Jawa tidak memandang siapa pemimpinnya akan tetapi simbol dari sebuah kepemimpinan yang baik, mengayomi rakyatnya yang di doakan. Edukasi Jawa mengisyaratkan bahwa pemimpin adalah salah manifestasi sifat kasih sayang Tuhan. Seorang pemimpin tidak akan membedakan yang dipimpin, semua mendapatkan kasih sayang seperti Tuhan memberikan kasih sayang kepada umat yang tidak pernah pilih kasih.

            Berikutnya simbol pisang satu tundhun utuh merupakan simbol permohonan untuk kuatnya rasa kegotongroyongan dan persatuan. Kuatnya rasa kegotongroyongan dan persatuan yang diikat oleh tandan pisang merupakan edukasi bahwa persatuan didasari pada dasar yang kokoh. Disamping pisang satu tundhun utuh, juga terdapat pisang ayu (Pisang Raja) merupakan simbol penghormatan kepada kaum perempuan. Kaum perempuan sebagai sosok yang mempersiakan segala sesuatu untuk keperluan Ritus, terlebih seorang perempuan yang menjadi sarana kehidupan semua kehidupan khususnya manusia.

            Ritus Tapel Adam diadakan secara kelompok pada bulan Suro pada hari ketiga. Dalam ritus kehidupan terutama Prenatal, Tapel Adam dilakukan pada saat seorang perempuan mengandung genap tiga minggu. Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa sukur sepasang suami istri yang dipercaya untuk sarana tumbuhnya kehidupan baru. Masyarakat yang masih melakukan Tapel Adam pada saat kehamilan disamping wujud rasa syukur juga permohonan agar proses kehidupan dalam rahim seorang perempuan berjalan dengan sempurna aman dan akan muncul generasi kehidupan yang lebih baik.

            Maryani memesankan pada Damariotimes: “Semoga tulisan ini sidikit membuka wawasan kita tentang tingginya budaya yang telah dilakukan oleh para leluhur kita.

Edukasi dan pelatihan untuk selalu bersatu dengan sesama manusia, sesama makhluk Tuhan, alam dan Tuhan-nya. Harapan penulis tidak terjadi kesalah tafsiran dalam memahami budaya Jawa yang syarat dengan simbolisme.

            Pengamatan pada ritus Tapel Adam yang diadakan oleh Paguyuban Pelestari Budaya Jawa yang ada di daerah Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Banyuwangi yang secara serentak mengadakan Ritus Tapel Adam Pada Malam ketiga Bulan Suro. Pada Tahun ini yakni tahun Alip Windu Sancaya 1955 bertepatan Tanggal 12 Agustus 2021 pada Malam Jumat Legi.

 

Penulsi            : Maryani
Editor              : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

 


Posting Komentar untuk "Ritus Tradisional Tapel Adam Di Jawa Timur "