Jalur Sutra Dan Rempah Dalam Pembentukan Penguasa Nusantara

DAMARIOTIMES - Pada sejarah perniagaan internasional di Nusantara, dikenal adanya jalur sutra, yaitu para saudagar yang membawa produk ‘politik’. Karena istilah sutra tidak hanya berkonotasi sebagai barang mewah, namun juga diartikel sebagai barang penting yang digunakan oleh para penguasa (raja).


Jalur perdagangan abad XVI di Malaka

(Cover buku Selat Malaka: Sejarah Perdagangan dan Etnisitas: Leonard Y. Andaya)


Jalur sutra merupakan jalur transportasi laut yang dibentuk oleh titik-titik kekuatan penguasa di Asia Tenggara. Sehingga identitas jalur sutra merupakan rangkaian hubungan internasional yang dilakukan oleh elit politik tradisional. Sehingga jatuh bangun para raja-raja etnik di Nusantara juga memiliki kaitan dengan para saudagar yang bergerak dalam pemahaman jalur Sutra.


Titik Persinggahan Jalur Sutra

            Titik-titik persinggahan dari para saudagar yang mentransmisikan berbagai kebutuhan para elit, baik komoditas barang atau ideologi. Sehingga jalur sutra merupakan hubungan untuk menjalin politik internasional, sehingga dalam perjalanan para saudagar tersebut dimungkinkan ada komoditas ‘informasi politik’. Setidaknya spionase juga menjadi komoditas yang dapat untuk mengukur potensi dari setiap kekuatan yang ada di Nusantara.

            Leonard Y. Andaya menempatkan posisi Selat Malaka sebagai jalur yang sangat ramai dilalui oleh kapal-kapal yang membawa komoditas perdangan internasional. Tumbuhnya kerajaan-kerajaan di Semenanjung Malaka.

Pada abad XVI di wilayah ini memiliki potensi sebagai komoditas politik, yaitu menumbuhkan penguasa yang terbentuk melalui pengaruh ideologi spiritual. Secara etnik para raja sangat diberikan legitimasi, sehingga kekuatan untuk melawan posisi kekuatan etnik yang lain menjadi lebih sporadis.


Titik Persinggahan Jalur Rempah

            Posisi Indonesia dalam jalur rempah, yaitu transmisi yang tidak hanya dibentuk oleh para penguasa, namun ada aktivitas komunitas para petani rempah, yang pada abad setelah XVI telah beralih ke tangan para kolonial. Sehingga jalur rempah juga mengkaitkan antara kekuatan politik dan kebutuhan bisnis secara internasional. Bahkan tidak hanya melibatkan para raja-raja, namun ada kesempatan membenturkan antara kekuasan elit dengan tuan tanah.

            Ketika jalur sutra menjadi bagian pemahaman politik internasional, jalur rempah tidak memiliki potensi untuk memahami peta kekuasan. Namun dalam pemahaman sejarah kontemporer, pemahaman dari sisi yang berbeda menjadi pertimbangan. Sehingga menggali isu jalur rempah menjadi sangat potensial, utamanya untuk melihat aktor-aktor politik dan penguasa tanah. Varian kekuasaan ini yang juga menjadi pertimbangan strategis bagi para pedagang untuk menjalin kekuatan monopoli komoditas yang potensial.



Editor              : Robby Hidajat

Posting Komentar untuk "Jalur Sutra Dan Rempah Dalam Pembentukan Penguasa Nusantara"