![]() |
Suryandoro (sebelah kiri/baju batik merah) kemeriahan kebersamaan (Foto ist.) |
Damariotimes. Jumat, 27 Juni 2025,
adalah hari istimewa. Langit Yogyakarta sedang menghadirkan pagi yang memukau, menjadi
saksi berkumpulnya ratusan alumni Jurusan Tari ASTI-ISI Yogyakarta dalam reuni
akbar IKASTISI bertajuk "Pulang Kampus". Suasana haru dan gembira
bercampur aduk, menciptakan mozaik kenangan yang tak terlupakan. Di tengah
hiruk-pikuk obrolan dan tawa renyah, Mas Suryandoro (penulis); sosok di balik Swargaloka
yang terkenal, merasakan sebuah kesadaran mendalam. Baginya, reuni ini jauh
melampaui sekadar kumpul-kumpul biasa; ini adalah sebuah refleksi mendalam
tentang makna kehidupan, perjuangan, dan arti berbagi.
Saya berpendapat bahwa reuni IKASTISI
menyadarkan tentang perlunya silaturahmi. Di tengah kesibukan hidup modern,
sering kali kita lupa pentingnya menjaga hubungan (relasi). Reuni ini menjadi
pengingat yang kuat bahwa ikatan persaudaraan yang terjalin sejak bangku kuliah
adalah harta yang tak ternilai. Silaturahmi berfungsi mempererat kembali
tali-tali persahabatan yang mungkin sempat longgar oleh jarak dan waktu. Gelak
tawa yang pecah saat mengenang masa lalu, pelukan hangat yang menguatkan, semua
itu menegaskan bahwa kita semua punya akar yang sama, sebuah fondasi yang kokoh
dari masa-masa di kampus. Ini adalah saat di mana kita bisa melepas sejenak
penatnya hidup dan kembali merasakan kehangatan sebuah keluarga besar.
![]() |
Saya mendapat bingkisan dari ketua panitia (Sri Eka) (foto ist.) |
Lebih jauh lagi, reuni ini menekankan
pentingnya berbagi pengalaman hidup pasca kuliah di ASTI/ISI. Setiap alumni
membawa kisah uniknya sendiri. Ada yang berhasil menembus panggung seni
internasional, ada yang memilih jalur pengabdian sebagai pengajar, PNS di
pelosok negeri atau di Kota-Kota Besar seluruh Indonesia. Bahkan ada pula yang
sukses berinovasi memadukan seni tari dengan dunia digital pada studio atau
sanggar seni di berbagai daerah. Setiap cerita, baik suka maupun duka, menjadi
pelajaran berharga. Semua itu adalah kesempatan emas untuk belajar dari
perjalanan orang lain, memahami beragam tantangan yang telah diatasi, dan
mendapatkan inspirasi dari keberhasilan yang diraih. Saya melihatnya sebagai
sebuah perpustakaan hidup, di mana kebijaksanaan dan pengalaman dibagikan
secara cuma-cuma, menjadi bekal berharga bagi siapa pun yang mau mendengarkan.
Momen ini juga menjadi ajang bagi
para alumni untuk mengetahui sejauh mana kondisi para senior yang telah
menerapkan ilmunya dalam berbagai profesi untuk kemanfaatan bagi masyarakat.
Ini adalah validasi nyata dari pendidikan yang mereka terima. Melihat para
senior yang telah menorehkan jejak, baik sebagai koreografer ternama,
akademisi, pengusaha seni, hingga agen perubahan sosial, mengisi hati dengan
kebanggaan. Mereka adalah bukti hidup bahwa pendidikan seni tidak hanya
menghasilkan penari atau seniman panggung, tetapi juga individu-individu yang
mampu memberikan kontribusi positif dalam berbagai bidang. Kisah-kisah sukses
mereka menjadi mercusuar, menunjukkan bahwa ilmu yang dipelajari di kampus
memiliki relevansi dan dampak nyata di masyarakat luas.
Saya menekankan bahwa energi positif
dari reuni ini mengingatkan kita untuk terus berjuang dengan semangat yang
tinggi dalam menyelesaikan tanggung jawab hidup di dunia untuk keluarga dan dan
orang banyak. Reuni ini merupakan suntikan yang bereaksi sebagai motivasi,
energi, dan dinamika di hari-hari yang akan datang. Menjadikan kita dapat
melihat semua berhasil melewati berbagai rintangan di masa lalu, dan
menyaksikan teman-teman seperjuangan kini sukses menapaki jalannya
masing-masing, menumbuhkan kembali gairah untuk terus berkarya, berinovasi, dan
tidak menyerah pada tantangan. Pesan inti yang bergema adalah: "Berjuang
lalu kemudian berbagi... berbagi... berbagi untuk berbahagia hingga akhir masa
sampai akhir menutup mata." Filosofi ini merupakan esensi dari kehidupan
yang bermakna. Kebahagiaan sejati tidak hanya ditemukan dalam pencapaian
pribadi, tetapi juga dalam seberapa besar kita bisa memberi dan berdampak
positif bagi sesama. Berbagi ilmu, berbagi pengalaman, berbagi
kebahagiaan—itulah kunci menuju kepuasan batin.
Saya memiliki harapan besar. Bahwa reunian di masa mendatang agar lebih banyak
lagi melibatkan para alumni yunior dan bahkan yang baru lulus sekalipun.
Alasannya jelas: ini adalah jembatan vital untuk saling memahami harapan dan
pengalaman antara generasi muda dan generasi tua. Generasi senior dapat
memberikan bimbingan, mentorship, dan perspektif yang luas berdasarkan
pengalaman panjang mereka. Sebaliknya, generasi junior dapat membawa energi
baru, ide-ide segar, dan pemahaman tentang dinamika dunia yang terus berubah
dengan cepat. Kolaborasi antar generasi ini sangat krusial bagi kemajuan
pembelajaran di kampus ISI Yogyakarta. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik,
kurikulum dapat terus diperbarui agar relevan, praktik pengajaran bisa lebih
adaptif, dan pada akhirnya, lulusan ISI akan semakin siap menghadapi tantangan
global dengan bekal ilmu yang kokoh dan jejaring yang luas.
Pada akhirnya, reuni IKASTISI
"Pulang Kampus" di Jurusan Tari ISI Yogyakarta ini adalah perayaan
kehidupan. Peristiwa ini merupakan kesempatan untuk bersyukur atas kenangan,
merayakan persahabatan, dan menginspirasi satu sama lain. Bagi saya pribadi, peristiwa
ini adalah pengingat bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah tapestry besar,
terhubung oleh benang-benang seni dan persaudaraan. Dan di setiap pertemuan
selanjutnya, semoga semangat perjuangan dan berbagi ini akan terus menyala.
Kontributor: Suryandoro
Posting Komentar untuk "Reuni "Pulang Kampus": Sebuah Renungan dari Mas Suryandoro-Swargaloka"