DAMARIOTIMES - Pernikahan merupakan
sebuah moment yang ditunggu setiap orang. Acara sakral tersebut tentunya
diperingati dengan cara berbeda pada setiap orang. Hal tersebut biasanya
dipengaruhi dari daerah mana mereka berasal. Umumnya dalam sebuah acara pesta pernikahan
sendiri sebisa mungkin menampilkan ritual budaya dari daerah asalnya. Sedangkan
dapat kita lihat bahwa pada setiap daerah memiliki ciri khas berbeda dalam
memperingati hari pernikahan. Setiap peringatan tersebut biasanya dilakukan
sebuah prosesi tertentu yang diambil dari budaya asal dan dilakukan oleh
keluarga secara turun temurun.
Seperti acara
pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat Sumatera Selatan, khususnya
Palembang. Dalam resepsi pernikahan di Sumatera Selatan sebagian besar warga
masyarakat yang merayakan menampilkan tari pagar pengantin. Tarian ini
sebenarnya berfungsi sebagai tari sambutan atau penyambutan tamu undangan yang
telah hadir dalam acara resepsi pernikahan, namun tari ini punya beberapa makna
dan petuah yang dalam. Tarian ini biasanya ditarikan oleh lima (5) orang penari
yang salah satunya merupakan pengantin perempuan. Biasanya pengantin perempuan
belajar Gerakan tarian pagar pengantin sendiri H-1 resepsi pernikahan.
Dalam prosesi sebelum
melakukan tarian tesebut, sang pengantin dihampiri oleh empat penari yang
membawa baki atau nampan berukuran besar yang sekaligus berisi tanggai
(kuku palsu) untuk dipasangkan pada jemari sang pengantin perempuan, lalu
kemudian digandeng untuk melakukan tarian diatas baki atau nampan besar yang
telah dibawa. Sedangkan pengantin laki-laki berdiri di belakang, artinya bahwa
pria siap menjaga istri dan siap bertanggung jawab menafkahi serta siap
menempuh hidup berumah tangga.
Tarian ini ditarikan pada
pesta pernikahan karena memiliki makna yang mendalam. Hal ini telah dilakukan
sejak dulu kala dan turun temurun. Selain sebagai tarian yang dilakukan untuk
menyambut tamu resepsi, tari ini juga mempunyai makna sebagai tari simbol
melepas masa lajang bagi pengantin perempuan, selain itu berdirinya pengantin
perempuan diatas baki atau nampan besar untuk melakukan tarian adalah sebagai
simbol ruang gerak pengantin perempuan yang terbatas, bahwa setelah acara
pernikahan selesai, sang pengantin perempuan tidak lagi memiliki kehidupan yang
bebas lagi, semua yang dilakukan harus seizin sang suami. Tarian ini ditarikan
secara lemah gemulai oleh penari, hal ini sebagai simbol watak yang harus
dimiliki sang istri yakni bersikap anggun dan lembut dalam berbiacara kepada
suami, sedangkan lentiknya jemari melambangkan bahwa setiap masalah yang
dihadapi harus selalu bergandengan tangan. Selain itu diakhir tarian tersebut
para penari menaburkan beras kunyit kepada pengantin sebagai salam perpisahan.
Kontributor : Yuyun Nur Astuti
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Tari Pagar Pengantin (Palembang) Sebagai Tari Simbol Melepas Masa Lajang Bagi Pengantin Perempuan"