Kisah Sukses Tito Darmawan: Pemasok Jamur Di Pasar Randu Pangger Probolinggo

 

Tito, memanen jamur tiram (Foto: Ist)


DAMARIOTIMES - Jamur Tiram (pleurotus ostreatus) jamur ini mudah di budidayakan, karena tidak banyak modal yang harus diinvestasikan. Tito Darmawan, salah satu warga Desa Kedawong Kecamatan Leces Probolinggo. Jamur tiram menjadi pilihan bisnisnya karena dapat menghasilkan inkam harian. Jamur ini dapat dipanen setiap hari, dan langsung dapat dipasarkan.

Tito Darmawan, pria kelahiran Desa Kalirejo Dusun Bengkingan  Probolinggo 6 Desember 1994, yang sehari-hari sebagai takmir masjid Rumah sakit umum Probolinggo. Bekerja sebagai takmir utamanya untuk mencari barokah Allah. Tapi sebagai orang yang sudah punya keluarga, tentunya harus berikhtiar mencari pekerjaan yang dapat menafkahi anak istri setiap hari.

            Budi daya Jamur tiram, menjadi pilihan utama. Di tanah sebidang tanah milik orang tuanya seluar 6x10 meter. Di tempat itu dibangun pondok ruang spawning, di dalamnya disusun rak-rak dari bambu untuk menempatkan media tanam (baglog), berupa bungkusan media tanam dan bibit. Dalam media tanam itu sudah berisi bibit-bibit jamur. Setiap hari dilakukan penyemprotan atau pengkabutan, dengan memasang selang atau sprayer pompa manual; 3 kali sehari. Namun jika udara panas, dilakukan 4 kali sehari selama 2 hari berturut-turut.

Setelah 2 hari, dilakukan pembukaan cin-cin dan kertas penutup baglog, agar permukaan media tanam terbuka lebar, sehingga jamur dapat tumbuh dengan bebas.

Penyiraman atau pengkabutan baglog yang sudah dibuka tetap dilakukan pengkabutan seperti semula. Ketika usia baglog beberapa hari terhitung setelah pembukaan tutup baglog, maka bibit jamur dalam baglog mulai tampak tumbuh membentuk daun/tiram jamur. Selama 24 jam berlangsung, jamur akan membesar maksimal, jamur-jamur siap dipanen.


Tito Darmawan, sedang memilah jamur tiram (Foto: Ist)


Jamur tiram yang sudah siap dipanen biasanya bergerombol dalam satu rumpun. Ukurannya ada besar dan kecil. Semuanya ketika masa panen harus diambil semua dengan cara mengelupas bonggolnya sehingga terkelupas dari media tanam.

Setelah jamur-jamur yang dipanen terkumpul, kemudian dipisah-pisahkan untuk berbagai kebutuhan yang berbeda-beda. Karena jamur tiram dapat digunakan sebagai bahan baku makanan olahan seperti: tahu mercon, risoles, botok jamur, nasi bakar suwir jamur, atau jamur krispi.

Sambil memilah-milahkan jamur yang akan segera dipasok kepada pedagang di pasar Randu Pangger Probolinggo. Tito menceritakan juga modal budidaya jamur tiram, Rp. 3.000.000,- untuk pengadaan media tanam (baglog), Rp. 1.000.000 untuk perlengkapan perawatan. Hasil yang dapat dirasakan setiap panen antara 7-10 kg dengan harga Rp. 18.000/kg pada pembeli umum, dan Rp.15.000,-/kg pada tengkulak. Rata-rata omsetnya perbulan kurang lebih 3-4 juta rupiah. Alhamdulilah, sudah seperti gaji ASN di kelurahan.

    

Reporter          : Nur Ramadani
Editor              : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Kisah Sukses Tito Darmawan: Pemasok Jamur Di Pasar Randu Pangger Probolinggo"