Tulus, Sang Maestro Peraji Jaranan dari Kota Malang

 

Tulus yang sangat aktif mengerjakan kerajian Jaanan (Foto ist.)


Damariotimes. Di balik kesibukan Kota Malang yang tak pernah tidur, tersembunyi sebuah kisah inspiratif dari seorang pria yang hidupnya didedikasikan untuk seni dan budaya. Ia adalah Lulus Indrawan, atau lebih akrab disapa Tulus, seorang perajin jaranan (kuda lumping) legendaris yang telah puluhan tahun mengukir sejarah seni di kawasan Janti Selatan, RT 04, RW 06.

Lahir di Kediri pada tahun 1958, Tulus dibesarkan di Malang dengan bekal seni yang mengalir deras dari ibunya, seorang sinden terkenal. Kehidupan masa mudanya sederhana, anak dari seorang guru SD dan ayahnya seorang pedagang hasil bumi. Namun, garis takdir membawanya ke jalan yang tak terduga. Cintanya pada kesenian semakin kuat saat ia bertemu dengan Purnami, putri dari Mat Jaet, seorang perajin perlengkapan kesenian Reog dari Ponorogo. Dari sang mertua, Tulus belajar membuat jaranan, sementara Purnami, sang istri, menjadi ahli dalam menganyam bambu untuk kerajinan tersebut.

Selama 60 tahun terakhir, Tulus dan sang istri telah menjadi saksi bisu perkembangan seni jaranan di Malang. Karya-karya mereka bukan hanya sekadar kerajinan, tetapi juga wujud dari ketulusan dan dedikasi yang tak tergantikan. Jaranan buatannya telah dikenal luas oleh para seniman, pejabat kebudayaan, pendidikan, hingga pariwisata di Malang Raya. Meskipun hidup dalam kesederhanaan dan hanya menggantungkan hidup dari kerajinan tangan ini, Tulus tak pernah kehilangan semangat. Ia adalah bukti nyata bahwa seni bisa menjadi jalan hidup, dan ketulusan bisa menghasilkan karya yang mendunia.

Kisah Tulus bukan hanya tentang sebuah profesi, melainkan tentang komitmen untuk menjaga warisan budaya agar tak lekang oleh waktu. Ia adalah penjaga api seni yang tak pernah padam, memastikan bahwa setiap jaranan yang dibuatnya adalah cerminan dari jiwa dan kearifan lokal yang perlu terus dilestarikan.

 

Reporter : R.Dt.

8 komentar untuk "Tulus, Sang Maestro Peraji Jaranan dari Kota Malang"

  1. perjalanan hidup beliau menunjukkan bahwa seni dapat menjadi cerita atau jalan hidup yang penuh makna

    BalasHapus
  2. Kita dapat mengambil pesan dari perjalanan hidup beliau dengan tetap berkomitmen untuk menjaga warisan budaya agar tak lekang oleh waktu dan setiap jaranan yang ia buat didedikasikan untuk melestarikan budaya.

    BalasHapus
  3. Naslihna Fatimah Az Zahra23 September 2025 pukul 03.28

    Artikel “Tulus, Sang Maestro Peraji Jaranan dari Kota Malang” menggambarkan sosok seniman yang berdedikasi tinggi dalam melestarikan warisan budaya lokal melalui karya-karyanya yang penuh makna.

    BalasHapus
  4. Ameylia Eka Putri Rachmadini29 September 2025 pukul 06.58

    dari perjalanan kisah hidup beliau kita bisa menyimpulkan bahwa seni itu harus terus kita jaga dan lestarikan supaya generasi di masa yang akan datang tidak buta terhadap kesenian dan budaya negara kita, dan juga kesenian dari leluhur kita tidak hilang termakan perkembangan zaman.

    BalasHapus
  5. Dedikasi Seumur Hidup: Puluhan tahun mengukir sejarah seni jaranan.

    Seni Sebagai Jalan Hidup: Bukti bahwa ketulusan dan kerajinan tangan bisa menopang hidup dan menghasilkan karya berkelas.

    Warisan dan Komitmen: Perjuangan untuk menjaga warisan budaya dan kearifan lokal agar tidak lekang oleh waktu.

    Kontras: Kesederhanaan hidup sang perajin berbanding terbalik dengan nilai artistik dan kultural karyanya yang tak ternilai.

    BalasHapus
  6. Aura Shafa Pramadhita7 Oktober 2025 pukul 03.18

    Dedikasi Pak Tulus selama enam dekade membuktikan bahwa meskipun sering dipandang sebelah mata, seni budaya Jaranan adalah warisan yang harus dijaga dengan ketulusan, bahkan bisa menjadi mata pencaharian yang bermartabat.

    BalasHapus
  7. Anifa Zeni Fitriani9 Oktober 2025 pukul 23.29

    Setelah saya membaca artikel tersebut saya mengetahui bahwa ada seorang perajin jaranan (Kuda Lumping) di malang yang Bernama Lulus Indrawan yang biasa dipanggil Tulus.Selama 60 tahun terakhir beliau menjadi saksi bisu perkembangan jaranan di Malang serta karya-karya beliau bukan hanya sekedar kerajinan tetapi juga wujud dari ketulusan dan dedikasi yang tak tergantikan.

    BalasHapus
  8. motivasi hidup beliau sangat mulia sekali, sangat cinta akan kesenian dan bertekad untuk menjaga warisan budaya, berkat keterampilan beliau juga saya dapat mengetahui kerajinan² seni jaranan di Malang

    BalasHapus