Asia Wangi Peduli Wayang Krucil

Pimpinan Komunitas Asia Wangi Adhi Yoga Utama (paling kanan) bersama Ki Dalang Harjito, dan Dr. Rudi Irawanto (Foto Ist.)
             DAMARIOTIMES - Sebanyak 25 peserta dari Asia Wangi mengunjungi padepokan Cipto Mudho Laras Kediri pada 27 November 2021.  Padepokan Cipto Mudho Laras bertempat di desa Senden kecamtan Kayen Kidul Kabupaten Kediri Jawa Timur.  Keberadaan wayang Krucil Kediri menjadi daya tarik utama komunitas Asia Wangi dalam kunjungannya kali ini.  Komunitas  Asia wangi merupakan perkumpulan  karyawan BCA dari beberapa kantor cabang BCA se Indonesia yang menggemari wayang. Bagi komunitas ini,  wayang Krucil menjadi  satu fenomena yang baru karena sebagian besar peserta masih sangat awam dengan wayang yang terbuat dari kayu tersebut.

Rombongan Asia Wangi disambut oleh Ki dalang Harjito selaku ketua Padepokan Cipto Mudha Laras, dan Dr. Rudi Irawanto, selaku dosen dan peneliti wayang Krucil  dari Jurusan Seni dan Desain FS UM, sekaligus penasehat padepokan dan ketua dari Pasinaon Cipto Manunggal. Kunjungan tersebut berlangsung kurang lebih tiga jam, yang berisi dialog tentang sejarah dan eksistensi wayang Krucil Kediri. Pada kesempatan tersebut, Adhi Yoga Utama, selaku ketua Asia Wangi mengungkapkan bahwa, setiap tahun Asia Wangi memiliki agenda mengunjugi beberapa dalang dan aktivitas pergelaran wayang di Indonesia. Pada tahun ini kunjungan di fokuskan di kawasan Kediri dan sekitarnya. “Selama ini kami hanya paham wayang dari kulit, tetapi wayang Klitik ini kami belum paham” penuturan dari  Adhi Yoga Utama.

“Wayang Krucil merupakan wayang yang lahir dari wayang generasi ketiga pada era pasca Islam, wayang yang terbut  kayu yang memiliki banyak nama di beberapa daerah. Ada yang bernama wayang Gandrung, wayang Songsong, wayang Timplong atau wayang Klitik. Tersebar dari kawsan Malang hingga Ngawi di jawa Timur dan wilayah Blora dan Kudus di Jawa Tengah. Sehingga memiliki cerita yang berbeda dengan wayang Kulit, meskipun cerita utamanya merupakan cerita Panji, sehingga tidak ada unsur kedewataan atau paham-paham Hinduisme dalam wayang ini”, penjelasan Rudi Irawanto perihal sejarah wayang krucil ketika membuka dialog dengan komunitas ini.

Sementara itu Ki Dalang Harjito mengatakan bahwa wayang Krucil merupakan upaya raja Jayabaya untuk menghormati leluhurnya, Raden Panji Asmorobangun. Raden PanjiAsmorobangun merupakan cucu dari Raja Airlangga dari kerajaan Medang. Penuturan Ki dalang tersebut sedikit berbeda dengan versi sejarah dalam konteks akademis. Bagi dalang Wayang Krucil, Cerita Panji sebagai cerita utama wayang Krucil, merupakan perlambang Bapa dan Biyung atau ayah dan ibu dan berkaitan dengan konsep kebatinan orang Jawa.

Pada akhir kunjungan komunitas Asia Wangi juga memberikan penghargaan kepada  ki dalang Harjito dan Dr. Rudi Irawanto sebagai pelaku dan pelestari wayang Krucil. Komunitas ini juga berjanji membantu mengangkat eksistensi wayang Krucil ke kancah nasional, mengingat wayang Krucil telah menjadi salah satu WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) nasional.

 


Reporter          : Muhammad ‘Affaf Hasiymy
Editor              : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Asia Wangi Peduli Wayang Krucil"