Penjual Mie Ayam Solo ala Kampung, Tapi Rasa Restoran Hotel Berbintang


Warung Mie Ayam Solo Marhaban (foto ist.)

DAMARIOTIMES - Siapa tak kenal mie ayam. Penganan berbahan dasar  mie  yang dipadukan dengan potongan daging ayam, berbumbu merica, garam, dan bawang putih,  plus kuah dicampur irisan daun bawang.

 Kuliner yang sudah populer ini memang seringkali digunakan untuk  pengganti nasi,  ketika perut sedang lapar. Meskipun keberadaannya kian menjamur, mie ayam pada setiap tempat menawarkan keunikan dan cita rasa berbeda. Akhirnya seleksi alam, mie ayam yang tidak memenuhi selera tentu perlahan akan mundur teratur dari percaturan kuliner jalanan.

       Di usia yang menginjak kepala tiga,  Rika terus semangat mencari rezeki setiap hari. Sudah hampir 10 tahun dalam berjualan mie ayam. Warungnya yang sederhana diberi tulisan Mei Ayam Solo Marhaban, tepatnya  di depan seberang Indomaret Desa Tempursari Kabupaten Lumajang.

 

Warung Mie Ayam Solo Marhaban (foto ist.)

 

Warung sederhana itu didirikan sejak 2010, tempatnya yang sangat strategis membuat pelanggan tidak kesulitan mencari. Terlebih dihalamannya cukup luas untuk parkir motor dan gratis.

Wanita asal Lumajang ini memiliki cerita tersendiri,  bagaimana warung mie ayamnya dapat bertahan hingga saat ini.   Mbak Rika, begitulah sapaan akrabnya. Namanya sudah melekat lengket  dengan dagangannya; Mie Ayam Mbak Rika.

Mbak Rika  setiap hari berjualan dari pagi hingga malam. Jika ada orang yang sudah mulai merasa lapar,  pukul 10.00 pagi sudah buka, dan jika para pekerja pabrikan  yang pulang dan enggan makan di rumah dapat langsung datang, setelah warung mbak Rika tutup pukul 19.00 malam.

Satu mangkok mie ayam dibandrol dengan harga mulai dari Rp. 7.000  untuk mie polos, dan Rp. 10.000 sudah dengan berbagai pilihan topping dan minuman teh hangat atau es teh. Dengan harga yang murah membuat jualannya tidak pernah sepi pembeli dan selalu habis setiap harinya. Maklum, porsinya mie ayam di sini memang banyak, rasanya juga sangat enak, dan dengan harga yang terjangkau.  

      Ketika Damaiotimes menyambangi warung mbak Rika, memberitahukan, mie ayam di sini tidak ada resep khusus, atau bumbu rahasia. Menjual kuliner yang banyak saingannya itu, yang penting adalah konsisten dalam membuat bahan dasar dan bumbu terjaga kualitasnya. Dengan demikian, cita rasa tak pernah berubah. Tak heran mbak Rika omzet jualan mie ayam hingga jutaan rupiah. Terlebih ketika menjelang malam minggu, atau hari-hari besar. Pelanggan dadakan  semakin mengular, oleh karena itu harus menyediakan cadangan dua kali lipat.



Reporter           : Devyna Febian Rosdiawati
Editor               : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Penjual Mie Ayam Solo ala Kampung, Tapi Rasa Restoran Hotel Berbintang"