Mak Sehat Tandhak Lawas Pengepul Sayuran di Pasar Cokolio Kepanjen Malang

Mak Sehat duduk santai menunggu para pembeli dagangannya (Foto Ist.)
             DAMARIOTIMES - Mak Sehat demikian orang memanggilnya. Pria tinggi besar ini dulu adalah tandhak ludruk yang tubuhnya semampai. Kini berbeda, karena sudah berumur. Tapi tetap bersyukur karena tetap sehat-sehat selalu.

            Seperti halnya tandhak-tandhak Ludruk lainnya, Mak Sehat dulu menjadi primadona, karena suaranya yang sangat merdu, terlebih kalau sudah melantunkan lagu-lagu Banyuwangian. Penontonnya menjadi terhipnotis, semuanya terdiam menikmati suaranya dengan penuh kekaguman. Entah jimat apa yang digunakan, tapi memang suaranya sangat luar biasa.

Mak Sehat sejak usia belia sudah sangat gemar menyanyi, bahkan ketika masih di kampung halamannya sudah terbiasa mendendangkan lagu-lagu khas Banyuwangi ketika berada di ladang. Oleh karena itu, suaranya lantang walaupun tanpa menggunakan mikropun. Setiap hari, vokalnya telah dilatih menyanyi di ruang terbuka sambil menggembala kambing.

Pengalamannya di dunia perludrukan, Mak Sehat mengaku  mulai ikut ludruk pada tahun 1973. Pertama kali  Ludruk yang menerimanya sebagai pemain adalah Ludruk Sinar Baru Pimpinan Cak Sukir. Pada waktu itu Cak Sukir asal Desa  Ngajum menjelaskan, bersamaan dengan Cak Ambulani ketika masih jadi tandhak. Pertamakali menjadi anggota ludruk, Cak Sehat pada waktu itu bertugas menjadi tukang dekor. Pekerjaannya mencari property untuk dekosari panggung, seperti  daun-danunan, ranting, batang pisang, atau bambu. Semuanya tidak membeli, tapi mencari atau minta, kadang juga mengambil yang ada di sekitar tempat pertunjukan. Mak Sehat banyak akalnya, dapat membuat dekorasi panggung menjadi artistik.

Ketika ditawari manggung, Mak Sehat bersedia jika  diperbolehkan tampil jadi tandhak. Cak Ambulami terkejut. Sebenarnya tampak meragukan kemampuan Mak Sehat. Tapi dengan penuh keraguan Cak Ambulami  menyanggupi. Pada malam itu juga Mak Sehat diberikan kesempatan naik panggung. Tidak terduga, lagu Lintang Kemukus, lagu khas Banyuwangi dibawakan dengan sukses, penonton benar-benar sangat menimati penampilan Mak Sehat pada malam pertama itu. Honor yang diterima pada tahun 1973 itu sekitar Rp.75, Sudah sangat besar, beras satu kilo hanya Rp. 5, Jadi pemain ludruk sungguh dapat menikmati hidup.

Mak Sehat spisial menyanyi lagu Banyuwangi ( foto ist )

Keberhasilan demi keberhasilan pentas menjadikan Mak Sehat juga hampir semua perkumpulan ludruk di Malang dan di daerah lain pernah diikuti, seperti perkumpulan ludruk Luk Suki Lumajang, Ludruk Wijaya Kusuma Unit II, Ludruk Wijaya Kusuma Unit I, ludruk Arum Dalu, ludruk Candra Purnama Surabaya, ludruk Kancil Cs. Semuanya mengagumi goyangan dan suara merdu Mak Sehat.

Lain dulu, lain sekarang. Kini ludruk sudah tidak lagi menjanjikan seperti dahulu. Ketika dirasakan mulai mengalami kemunduran. Mak Sehat pernah meranto menjadi tandhak ludruk di Sumatra, kurang lebih selama setengah tahun. Selain menjadi tandhak ludruk di tanah rantau itu, Mak Sehat juga berjualan rujak ulek. Orang Sumatera ternyata menyukai rujaknya orang Jawa, utamanya ulekannya Mak Sehat. Ketika Malam hari, penonton menikmati goyangan Mak Sehat dan siang hari menimati lesatnya ulekan rujaknya. Dengan bangga menceritakan pengalaman ini, karena selama waktu itu dapat pulang dan dapat membeli rumah dan sebidang tanah. Dengan bangga, penghasilannya bertumpuk-tumpuk, dari hasil jualan rujak dan honor Ngludruk.

Jika mengenang masa lalu, terlebih peristiwa di atas panggung. Mak Sehat yang mempunyai special sebagai tandhak remo, bedayan, dan mana suka (menyanyi bersama dan bergantian) yang menerima lemparan bingkisan dari penonton untuk meminta lagu pilihannya.

Tandhak asli Jl. Blambangan Dampit. Namanya sangat terkenal  di wilayah pinggiran Pujiarjo lenggoksono, Sendang biru,  Tambak Asri, Lumajang, Kunir, Ngoro sampai Randu Agung. Jika mencari Mak Sehat, tandhak ludruk semua orang pasti sudah tahu. Bahkan kini pekerjaanya sebagai pengepul sayur di Pasar Cokoloyo Kepanjen. Sudah barang tentu orang sepasar sangat mengenalnya.

Orang-orang selalu memuji, karena pengepul  sayuran Pasar Cokoliyo Kepanjen itu memang benar-benar ‘Sehat’. Orangya supel, mudah bergaul, dan satu yang sangat mengesankan, yaitu selalu menyanyi lagu-lagu Belambangan. Bahkan pada kesempatan senggangnya selalu menceritakan pengalamananya sebagai tandhak ludruk. Seperti tidak habis-habisnya pengalaman yang bisa diceritakan, terutama peristiwa yang unik dan melelahkan. Mak  Sehat pernah Ngludruk jalan kaki sampai sepuluh kilo lebih, karena tempat yang punya hajat jalannya tidak bisa di lalui kendaraan, pernah juga nggedong ludruk selama satu minggu hanya dapat makan tidak dapat honor, karena hujan. Ini salah satu kelemahan  ludruk, jika musim penghujan sudah dapat dipastikan  tidak ada yang nonton. Sehingga para juragan ludruk yang pintar selalu menabung waktu musim kemarau, dan akan berhemat kalau musim hujan. Sudah barang tentu seperti pengalaman Mak Sehat.

Di usianya yang sudah genap 63 tahun. Mak  Sehat selalu bersyukur tetap Sehat, waktu ditanya resepnya tetap bugar dan imunitasnya selalu terjaga adalah sangat sederhana, yaitu tidak pernah berhenti Nembang dan Ngidung Jula Juli. Bahkan kidungannya selalu dikumandangkan di Radio Kanjuruhan Kepanjen, untuk melantunkan lagu-lagu spisial belambangan.



Repoerter        : Marsam Hidajat
Editor              : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Mak Sehat Tandhak Lawas Pengepul Sayuran di Pasar Cokolio Kepanjen Malang"