Pecel Setan Di Walisongo Sungonlegowo Bungah Gresik Semalam 50 Kg Beras

 DAMARIOTIMES - pecel merupakan kuliner favorit dikalangan masyarakat desa. Nasi hangat dan sayur-sayuran yang disiram dengan pasta kacang kasar. Ditemani lauk tempe, atau peyek kacang atau teri. Rasa gurih pedas yang kuat, dapat mengundang selera makan yang besar.




Kuliner ini di sebagian kota di Jawa Timur di santap pada saat pagi hari. Ternyata di kampung Walisongo Sungonlegowo Bungah Gresik. Bukanya hanya pada waktu malam hari, sekitar pukul 22.00 sampai 01.00 WIB dini hari. Layak disebut sebagai “Pecel Setan”. Jika ‘setan’ yang muncul di malam hari ditakuti warga, pecel setan malah ditunggu-tunggu warga.

Laki, perempuan, besar atau kecil sudah antri sebelum dibuka, tempat lapak dagangannya tidak besar hanya 2x1.5 meter. Bahkan tertutup, karena dari depan tidak nampak kalau itu warung. Hampir mikir seperti dapur yang dipadati uborampe barang dan dagangan yang terkait dengan pecel, lauk berupa ayam, daging, ati ampela yang dipotong kecil-kecil, serta peralatan untuk meracik minuman teh atau kopi.

Pecel setan ini didirikan oleh seorang mantan tukang kayu bernama Bapak Taufiq pada tahun 1990-an. Taufiq yang populer dipanggil Cak Pik, penduduk lokal yang dikenal luas di luar Desa Sungonlegowo warungnya buka diwaktu malam hari,  karena cak Pik pada saat siang hari bekerja di rumah-rumah tetangganya untuk memperbaiki bagian rumah yang rusak.

Untuk membuka warung pada malam hari itu dibantu oleh istrinya bernama Mbak Nur setelah putranya bernama Asfar Ramdani Ahmad yang telah lulus jadi sarjana seni rupa dari salah satu universitas negeri di Kota Malang. Kini Asfar Ramdani Ahmad, yang keren di panggil Dani. Dia kini fokus membantu orang tuanya. Tidak untuk merancang warungnya dijadikan lestoran atau cafe, tapi hanya mencurahkan baktinya sebagai anak yang sholeh.

Beberapa teman sebayanya kadang menjuluki warungnya dengan sebutan ‘pecel sarjana’. Dani yang ditemui oleh Damariotimes, hanya senyum-senyum. Mengingat pemuda kreatif itu memang irit bicara, karena bicara itu mengurangi ide-idenya yang kadang liar.

Warung pecel yang sederhana itu, dijelaskan oleh Dani, sudah lumayan menopang kehidupan keluarganya. Semalam dapat menghabiskan antara 40-50 kg beras. Pukul 18.00 WIB sudah menanak nasi dua kali, ayahnya menggiling bumbu kacang untuk pecel, ibunya menyiapkan perlengkapan yang lain. Semalam dapat melayani pembeli kurang lebih sekitar 300 bungkus, tapi juga bisa dimakan di tempat. Ada bangku besi atau bisa duduk diteras tetangga beramai-ramai. Satu porsi dengan ikan ayam atau daging dibandrol Rp. 10.000,- tapi ada yang meminta dengan harga Rp. 5000 atau Rp.7500. ini sudah dapat ikan ayam, atau daging, ati ampela, atau babat.




Menu pecel Setan tidak ada tempe atau mendol, tapi ciri khasnya adalah potongan weci atau ote-ote yang berisi kecambah dan wortel. Memang menu pecel setan ini memiliki rasa yang sesuai dengan lidah penduduk setempat, selain memang harganya benar-benar terjangkau.



Reporter          : Muhammad Sirojul Muniir
Editor              : Muhammad ‘Afaf Hasyimy 

Posting Komentar untuk "Pecel Setan Di Walisongo Sungonlegowo Bungah Gresik Semalam 50 Kg Beras"