Kunjungan Edukatif di Lumbung Stroberi Pandanrejo: Guru SMPN 20 Malang Walau Tak Berjumpa Musim Panen

 

Para guru dan purnatugas SMP N 20 Kota Malang menikmati kebersamaan (Foto ist.)


Damariotimes. Sabtu, 13 Desember 2025 menjadi hari istimewa bagi para guru aktif dan purnatugas dari SMPN 20 Kota Malang. Dalam rangka mempererat tali silaturahmi dan melepaskan penat dari rutinitas mengajar, rombongan ini memilih destinasi wisata alam yang terkenal dengan kebun stroberinya, yaitu Lumbung Stroberi Desa Pandanrejo.

Mengusung semangat kebersamaan yang ceria, mereka menempuh perjalanan menuju desa yang asri ini dengan armada transportasi yang unik dan akrab di telinga: Tayo (sebutan populer untuk bus pariwisata berwarna cerah). Perjalanan yang diselingi tawa dan kenangan manis masa mengajar ini terasa begitu singkat.

Keindahan Alam yang Menyejukkan Hati

Setibanya di Lumbung Stroberi Pandanrejo, rombongan langsung disambut oleh udara pegunungan yang sejuk dan pemandangan hijau yang menenangkan. Meskipun tujuan utama mereka adalah menyaksikan hamparan kebun yang merah merona oleh buah stroberi yang siap panen, para pendidik ini harus sedikit kecewa.

Ternyata, kunjungan mereka bertepatan di luar puncak musim panen stroberi. Para guru dan purnatugas ini tidak dapat menikmati sensasi memetik buah langsung dari pohonnya, sebuah aktivitas yang banyak dinanti.

Oleh-Oleh Manis dari Komunitas Lokal

Namun, semangat edukasi dan keingintahuan khas seorang guru tak pernah padam. Kekecewaan tersebut segera terobati. Pengelola Lumbung Stroberi menjelaskan bahwa Desa Pandanrejo memang dikenal sebagai sentra budidaya stroberi oleh masyarakat sekitar. Walaupun kebun wisata sedang tidak memasuki musim panen raya, warga lokal tetap aktif membudidayakan buah dengan nama ilmiah (Fragaria \times ananassa) ini di lahan mereka.

Berkat kebaikan dan hasil panen dari masyarakat sekitar, rombongan guru SMPN 20 Kota Malang tetap dapat memperoleh beberapa kemasan stroberi segar yang siap dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Buah-buah merah yang manis asam ini menjadi simbol manisnya kebersamaan dan kenangan yang tercipta selama perjalanan.

"Kami memang sedikit kecewa karena tidak bisa memetik sendiri, tapi kami senang bisa melihat langsung bagaimana masyarakat Pandanrejo membudidayakan stroberi. Selain itu, kebersamaan dengan teman-teman guru dan purnatugas adalah hal yang paling berharga dari perjalanan ini," ujar salah satu guru purnatugas yang ikut dalam rombongan.

Kunjungan ke Lumbung Stroberi Pandanrejo ini membuktikan bahwa wisata bukan hanya tentang destinasi, tetapi juga tentang momen kebersamaan, belajar hal baru, dan mendukung perekonomian lokal. Perjalanan dengan "Tayo" ini sukses menghadirkan memori baru yang hangat bagi keluarga besar SMPN 20 Kota Malang, sembari membawa oleh-oleh manis yang segar. Rombongan menlanjutkan lagi ke distenasi wisata di Kota Batu yang lain.

 

Reporter: R.Dt.

 

Posting Komentar untuk "Kunjungan Edukatif di Lumbung Stroberi Pandanrejo: Guru SMPN 20 Malang Walau Tak Berjumpa Musim Panen"