![]() |
| salah satu atraksi panggung dari peserta festival Panji (Foto ist.) |
Damariotimes.
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI telah sukses menggelar ajang
akbar Kompetisi Seni Pertunjukan Panggung Kebudayaan Wilwatikta Acarita
Tahun 2025 yang berlangsung meriah di Dome Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM) pada tanggal 15 hingga 16 November 2025. Gelaran ini, yang digagas
sebagai langkah strategis menjaga ketahanan budaya bangsa, memperlihatkan
komitmen kuat pemerintah bersama akademisi dalam menghidupkan kembali warisan
literasi Nusantara. Kepala BPK Wilayah XI, Endah Budi Heryani, menekankan bahwa
upaya menjaga ketahanan budaya merupakan kewajiban yang harus diemban oleh
seluruh elemen masyarakat, termasuk peran serta aktif dari generasi muda.
Kolaborasi apik antara Kementerian Kebudayaan, Pemerintah Kabupaten Malang, dan
Universitas Brawijaya berhasil mengemas Wilwatikta Acarita menjadi sebuah
perpaduan harmonis antara seni budaya tradisi dan hiburan yang bersifat modern.
Fokus
utama dari gelaran tahun ini adalah eksplorasi mendalam terhadap lakon Panji,
siklus cerita klasik yang telah berabad-abad menjadi khazanah sastra utama di
Asia Tenggara. Sebanyak sepuluh karya seni pertunjukan terbaik disajikan,
masing-masing menawarkan studi kasus yang menarik mengenai kreativitas para
seniman dalam menerjemahkan keunggulan artistik dari sumber sejarah ke atas
panggung. Inti dari karya-karya ini, seperti “Sekartaji boyong,” “PANGGIH,”
dan “ENTIT,” adalah Kisah Panji yang sarat petualangan, yang berpusat
pada tokoh kunci Raden Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji. Kisah mereka
mengenai perpisahan, penyamaran seperti Panji Mbarang Jantur serta perjuangan
mencari kekasih dan persaingan dengan tokoh antagonis seperti Prabu Klana
Sewandana, berakar kuat pada sastra klasik Jawa Kuno, di mana jejaknya bahkan
diabadikan dalam relief candi seperti Penataran dan Mirigambar.
Keberagaman
tema cerita yang ditampilkan menunjukkan keluasan inspirasi dari tradisi lisan
Jawa. Selain kisah Panji murni, panggung juga dihiasi adaptasi dari cerita
rakyat yang masih berkaitan dengan latar belakang Jenggala, seperti “Kidung
Cindelaras” dan reinterpretasi kontemporer “Petualangan Timun Emas.”
Kesepuluh karya yang ditampilkan ini menjadi barometer yang sangat presisi
terhadap keberanian konseptual dan tingkat implementasi teknis setiap kelompok
penyaji. Kreativitas seniman terlihat dari bagaimana mereka memilih medium
pertunjukannya, mulai dari adaptasi tradisi murni seperti lakon Wayang Beber
Jaka Kembang Kuning dan Wayang Topeng Malang, hingga perpaduan seni
tutur Jawa kuno kentrung. Di sisi lain, adaptasi kontemporer juga hadir
melalui konsep Teater Modern yang menggunakan pendekatan
refleksi-historis-dialektis, seperti pada “Perlawanan Perempuan-Perempuan
Sekartaji” yang berpijak pada folklor Wayang Beber Pacitan, serta konsep
eklektik “The Postcultural of Wayang Krucil - Panji Mbarang Jantur” yang
memadukan Wayang Krucil dengan modernitas bahkan penggunaan multibahasa. Pada
akhirnya, penampilan yang tersaji ditujukan untuk memilih lima penyaji terbaik,
di bawah pengawasan ketat dewan pengamat yang diketuai oleh Henry Nurcahyo, dan
beranggotakan Robby Hidajat, Tri Wahyuningtyas dari Universitas Negeri Malang,
Peni Puspito dari Universitas Negeri Surabaya, serta Redy Eko Prastyo dari
Universitas Brawijaya Malang.
Penulis: R.Dt.

Kompetisi Seni Pertunjukan Panji yang di selenggarakan di Wilwatikta Acarita 2025 yang merupakan bentuk Benteng Ketahanan Budaya, Keberagaman Tema cerita menunjukkan inspirasi tradisi lisan jawa.
BalasHapusKompetisi seni Panji ini menunjukkan pelestarian budaya yang kuat, mendorong kreativitas generasi muda dan memperkuat identitas lokal secara positif berkelanjutan.
BalasHapusKeren banget sih, acaranya ga cuma hiburan tapi juga bikin budaya Panji tetap hidup. Love banget konsepnya, vibes-nya berasa niat dan impactful!
BalasHapusAjang akbar Kompetisi Seni Pertunjukan Panggung Kebudayaan Wilwatikta Acarita Tahun 2025 ini keren, karena memiliki tujuan sebagai langkah untuk menjaga ketahanan budaya bangsa, memperlihatkan komitmen kuat pemerintah di sana bersama akademisi dalam menghidupkan kembali suatu warisan literasi Nusantara
BalasHapusAcara Wilwatikta Acarita 2025 menampilkan 10 pertunjukan bertema kisah Panji sebagai upaya menjaga ketahanan budaya dan memilih lima penyaji terbaik.
BalasHapusSangat menginspirasi! Kompetisi seni pertunjukan Panji seperti ini benar-benar jadi benteng ketahanan budaya. Kreativitas generasi muda dalam mengadaptasi kisah klasik Panji layak diacungi jempol.
BalasHapusKerenn , kompetisi seni Panji ini menunjukan pelestarian budaya dan dapat mendorong kreatifitas para generasi muda.
BalasHapus