"Martha": Kegetir Kemanusiaan di Tengah Ambisi dan Diskriminasi

 

Drama Martha (Foto ist.)


Damariotimes. Malang, 7 Oktober 2025. Drama "Martha," sebuah pementasan yang digagas oleh mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang (UM), kembali menggugah kesadaran publik dengan kisah tragis berlatar kelam Kerusuhan Mei 1998. Digelar di parkiran Fakultas Psikologi UM pada Sabtu malam, 4 Oktober 2025, pertunjukan ini adalah sebuah potret nyata tentang bagaimana diskriminasi etnis dan ambisi kekuasaan dapat merobek nurani kemanusiaan.

 

Pengkhianatan di Balik Figur Otoritas

"Martha" hadir sebagai gebrakan berani dalam drama sosial, menyoroti sisi gelap kekuatan dan otoritas yang kerap luput dari sorotan. Lakon yang disutradarai oleh Eva Ayutrianita dan digarap oleh Nailaturrochman Hanifah ini menceritakan Martha, seorang aktivis muda keturunan Tionghoa yang menjadi simbol perjuangan melawan ketidakadilan dan kekerasan berbasis identitas.

Naskah ini dengan tajam menyoroti ketegangan sosial yang lahir dari rasa iri, ketidakadilan, dan manipulasi otoritas. Tragedi Martha mencapai puncaknya melalui sosok Bu Ratih. Tokoh yang awalnya dipercaya sebagai penyelamat dan figur panutan, justru berbalik menjadi dalang pengkhianatan dan pembunuhan Martha. Tindakan keji ini dipicu oleh ambisi pribadi dan dahaga akan pengakuan, sebuah cerminan bagaimana kekuasaan—di lingkungan manapun—dapat merusak moralitas. Pementasan ini menyajikan kritik sosial yang menusuk terhadap praktik penindasan dan kemunafikan di tengah komunitas. Melalui nasib getir Martha, penonton diajak untuk meninjau kembali posisi "kemanusiaan" di tengah kepentingan yang menuntut pengorbanan nurani.

 

Emosional dalam Balutan Artistik

Tim produksi "Martha" berhasil membangun atmosfer mencekam sekaligus menyayat emosi melalui kolaborasi artistik yang padu. Tata panggung yang digarap oleh Akhmad Sulthoni Aden, Akma Abrisam Muzzafar As-Syahir, dan Hijri, menampilkan ruang kehidupan Martha yang sempit, menjadi simbol keterasingan dan tekanan sosial yang ia hadapi.

Dinding kusam dan pencahayaan redup yang didesain oleh Dimas Hadi Saputra mempertegas suasana batin tokoh: cahaya yang terasa hangat saat Martha menyuarakan idealismenya, seketika berubah dingin dan kelam ketika tirai pengkhianatan tersingkap. Rias dan kostum yang dirancang oleh Falery Laura memperkuat kontras karakter: Martha tampil polos melambangkan idealisme murni, sementara Bu Ratih dibalut gaya elegan yang menjadi simbol otoritas dan intrik.

 

Jantung Penderitaan Martha

Unsur musik menjadi nyawa yang mengiringi setiap konflik dalam pementasan. Di bawah pimpinan Nanda (keyboardist), Wildan, Kayla, dan Dewi (vokal), irama lembut yang melankolis berpadu dengan komposisi tajam, mencerminkan fluktuasi emosi yang merobek. Musik di sini bukan sekadar latar belakang, melainkan bagian integral dari penderitaan dan perjuangan Martha itu sendiri, secara efektif memperkuat momen-momen pilu dan ketegangan.

 

Suara Kebenaran yang Menolak Padam

Meskipun menghadapi tantangan waktu yang ketat, tim produksi menunjukkan dedikasi dan kekompakan luar biasa, menghasilkan sebuah karya yang terasa solid dan dipentaskan dengan semangat yang tulus.

Pesan moral dari drama ini mengalir kuat, menyentuh hati penonton. "Drama ini mengingatkan kita untuk tidak takut bersuara dan tidak membiarkan ketidakadilan terus berulang. Diam hanya membuat pelaku semakin berkuasa,” ujar Cinta, salah satu mahasiswi penonton.

"Martha" merupakan pementasan reflektif yang  tajam tentang keberanian melawan penindasan. Di tengah masyarakat yang kerap membungkam suara minoritas, kisah ini mengingatkan bahwa kebenaran seringkali lahir dari keberanian satu orang yang menolak untuk diam. Pertunjukan ini menegaskan fungsi hakiki drama sebagai medium kritik sosial, menyuarakan kemanusiaan di tengah tekanan. Melalui kisah Martha, teater ini memantulkan kenyataan getir: suara kebenaran kerap dibungkam, namun semangat untuk melawan ketidakadilan tak akan pernah padam.

 

Konteributor: ANITA SERLYAWATI

 

38 komentar untuk ""Martha": Kegetir Kemanusiaan di Tengah Ambisi dan Diskriminasi"

  1. Aura Shafa Pramadhita7 Oktober 2025 pukul 03.22

    Pementasan drama 'Martha' ini sukses jadi kritik sosial yang menohok, menggambarkan bagaimana ambisi dan diskriminasi bisa merusak nurani, sekaligus penyemangat bagi kita untuk tidak takut menyuarakan kebenaran, sekelam apa pun latar belakang kisahnya.

    BalasHapus
  2. Rindi Oktavia Safitri7 Oktober 2025 pukul 05.49

    Drama Martha berhasil mengambil perasaan penonton karena betapa menyentuh nya kisah Martha tersebut sehingga terdapat pesan yang mendalam. salah satu pesan nya yaitu, berjuang untuk melawan ketidakadilan.

    BalasHapus
  3. Artikel ini menggugah kesadaran bahwa kemanusiaan seringkali diuji dalam situasi sulit yang dimana Martha menjadi simbol penderitaan, harapan, dan tanggung jawab bersama kita.

    BalasHapus
  4. Pementasan drama Martha pada malam itu sungguh memukau dan menyampaikan banyak pesan di dalamnya. Pesan moral inti dari drama tersebut adalah tentang keberanian melawan penindasan dan pentingnya bersuara melawan ketidakadilan.

    BalasHapus
  5. dari artikel ini saya menyimpulkan bahwa pementasan drama martha ini bisa membawa emosional penonton yang melihat yang sukses jadi kritik yang menggambarkan bagaimana ambisi dan diskriminasi bisa merusak nurani, dan pesan yang bisa kita ambil dari drama martha ini kita harus berani menyuarakan kebenaran dan berjuang untuk melawan ketidakadilan.

    BalasHapus
  6. Pentas Drama Martha ini sangat luar biasa selain dapat membuat audience terpukau dengan totalitas penampilan dari aktor pentas tersebut memiliki makna yang mendalam sehinggan membuat audience ikut merasakannya

    BalasHapus
  7. Drama "Martha" menghadirkan potret tragis yang kuat tentang ketegangan kemanusiaan di tengah ambisi dan diskriminasi. Kisah Martha sebagai simbol perjuangan melawan ketidakadilan menunjukkan bagaimana kekuasaan bisa merusak moral dan nurani. Pementasan ini mengajak penonton merefleksikan pentingnya nilai kemanusiaan yang sering terlupakan dalam dinamika sosial dan politik.

    BalasHapus
  8. pementasan ini secara tajam mengkritik otoritas dan kemunafikan melalui kisah Martha, seorang aktivis muda Tionghoa yang dikhianati oleh sosok panutan, Bu Ratih

    BalasHapus
  9. "Martha" adalah drama yang sangat penting. Keberhasilannya terletak pada kemampuannya menyajikan tragedi pribadi sebagai kritik universal terhadap penyalahgunaan kekuasaan. Ini adalah seni yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah kesadaran dan mendorong kita untuk melawan ketidakadilan berbasis identitas dan otoritas yang korup. Drama ini membuktikan bahwa seni yang digarap dengan padu dan kolaboratif memiliki kekuatan luar biasa untuk mempengaruhi perubahan sosial.

    BalasHapus
  10. Chellia Sofie Arsyiza13 Oktober 2025 pukul 15.51

    Menurutku, artikel “Emosional dalam Balutan Artistik” menunjukkan bagaimana pertunjukan “Martha” bisa menyampaikan emosi dan cerita lewat tampilan artistik yang kuat. Setiap elemen seperti pencahayaan, kostum, dan panggung saling mendukung untuk menggambarkan perasaan tokoh. Pertunjukan ini nggak cuma indah dilihat, tapi juga punya makna dan pesan yang dalam tentang kehidupan dan emosi manusia.

    BalasHapus
  11. Artikel ini sangat menyentuh karena menggambarkan perjuangan manusia menghadapi ketidakadilan dan tekanan sosial. Penulis berhasil menyoroti sisi emosional dan moral dari kisah Martha, yang merefleksikan realitas hidup tentang perjuangan, kesetiaan, dan harga diri. Artikel ini mengajak pembaca untuk lebih peka terhadap nilai-nilai kemanusiaan di tengah ambisi dan diskriminasi yang masih terjadi di sekitar kita

    BalasHapus
  12. Melalui artikel ini saya dapat menyimpulkan agar kita semua diharapkan untuk lebih terbuka lagi dengan rasa kemanusiaan di tengah ambisi dan diskriminasi.

    BalasHapus
  13. Drama ini berhasil menggambarkan "Martha" sebagai karya teater yang kuat, reflektif, dan emosional, yang berhasil memantulkan kenyataan pahit tentang pembungkaman suara minoritas di tengah konflik kepentingan.

    BalasHapus
  14. Drama Martha ini bener-bener ngena di hati Ceritanya kuat, bikin mikir kalau diskiriminasi dan ambisi bisa kayak racun yang pelan-pelan membunuh nurani. Adegan Bu Ratih-nya tuh bikin merinding, gimana panutan bisa berubah jadi pengkhianat. Salut sama tim, visual, musik, dan suasananya kompak banget. Semoga makin banyak karya kaya gini yang bikin kita nggak cuma ikut nonton, tapi juga ngaca ke diri sendiri dan keberanian untuk bersuara

    BalasHapus
  15. Semoga kisah Martha ini bisa menjadi pengingat bahwa kita harus terus peduli terhadap sesama, terutama kelompok yang sering dibungkam. Jangan biarkan diskriminasi dan ambisi menggantikan kemanusiaan.

    BalasHapus
  16. Artikel ini sangat menyentuh. Pementasan “Martha” berhasil menampilkan pesan kemanusiaan dengan kuat, menggugah empati, dan mengingatkan pentingnya keberanian melawan ketidakadilan.

    BalasHapus
  17. Shindy Cahya Ningrum17 Oktober 2025 pukul 02.44

    Drama "Martha" menyajikan kritik sosial yang tajam, menyoroti sisi gelap kekuasaan dan penindasan yang sering terabaikan di tengah komunitas. Kisah tragedi Martha, yang berjuang melawan ketidakadilan, semakin memburuk ketika sosok yang awalnya dipercaya sebagai panutan justru berkhianat. Produksi ini berhasil menciptakan atmosfer emosional melalui tata panggung, pencahayaan, dan kostum yang mendukung, memperkuat kontras antara idealisme Martha dan intrik yang disimbolkan oleh Bu Ratih. Secara keseluruhan, "Martha" mengajak penonton untuk merenungkan kembali pentingnya "kemanusiaan" dan menuntut pengorbanan nurani di tengah kepentingan.

    BalasHapus
  18. Alkindh Salsa Nabila18 Oktober 2025 pukul 22.59

    Artikel ini menyampaikan pesan moral yang kuat dan penuh empati. Dan mengajak pembaca untuk lebih peka terhadap penderitaan dan ketidakadilan yang ada disekitar kita

    BalasHapus
  19. Naslihna Fatimah Az Zahra19 Oktober 2025 pukul 09.23

    Artikel ini sangat kuat dalam menghadirkan karya teater sebagai medium refleksi sosial — yakni bagaimana pertunjukan Martha yang digagas oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang menyoroti kekerasan dan diskriminasi etnis di peristiwa Mei 1998 melalui figur “Martha” sebagai aktivis muda keturunan Tionghoa.

    BalasHapus
  20. Artikel ini menjanjikan analisis konflik sosial—bagaimana ambisi yang berlebihan sering kali bersinggungan dan bahkan mendorong tindakan diskriminatif

    BalasHapus
  21. Pesan moralnya jelas: kita tidak boleh diam menghadapi ketidakadilan. Suara minoritas perlu didengar.

    BalasHapus
  22. Pementasan 'Martha' ini benar-benar spektakuler! Kritik sosialnya yang tajam dan akting para pemainnya yang luar biasa membuat penonton terenyuh. Pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tapi juga memberikan refleksi mendalam tentang kehidupan dan moralitas. Kerenn

    BalasHapus
  23. Drama "Martha" karya mahasiswa Sastra Indonesia UM menyoroti tragedi kemanusiaan dan pengkhianatan berlatar Kerusuhan Mei 1998. Mengisahkan aktivis Tionghoa yang dibunuh karena ambisi kekuasaan, pementasan ini memadukan tata artistik, musik, dan simbolisme kuat untuk menegaskan pesan moral tentang keberanian melawan penindasan serta pentingnya suara kebenaran di tengah ketidakadilan.

    BalasHapus
  24. Karya tersebut menggambarkan tokoh Martha sebagai korban pengkhianatan oleh figur otoritas (Bapak), yang disimbolkan sebagai kemapanan. Perjuangan Martha ditafsirkan sebagai pemberontakan feminin terhadap norma sosial dan aksi keberanian yang menolak takdir/fatalisme, yang membawa karakternya pada posisi moral yang reflektif dan responsif. Gaya artistik yang digunakan dalam karya tersebut adalah Dioramatisme, yang menekankan pada realisme emosional.

    BalasHapus
  25. "martha" sebuah potret pertunjukan nyata tentang bagaimana diskriminasi etnis dan ambisi kekuasaan dapat merob

    BalasHapus
  26. Artikel ini menarik karena menggambarkan perjuangan kemanusiaan di tengah ambisi dan diskriminasi melalui pementasan drama yang penuh makna.

    BalasHapus
  27. Sangat menyentuh sekali aftikel ini, banyak sekali pelajaran di setiap adegan yang diperankan

    BalasHapus
  28. Drama ini sangat menyentuh karena dari aktornya yang berkualitas dan sangat mendalami peran

    BalasHapus
  29. Sangat menyentuh hati, semangat terus

    BalasHapus
  30. Artikel ini memberikan kesan yang mendalam karena berhasil menggambarkan perjuangan manusia dalam menghadapi ketidakadilan serta tekanan sosial yang kerap terjadi dalam kehidupan. Melalui kisah Martha, penulis dengan apik menyoroti sisi emosional dan moral yang mencerminkan realitas tentang keteguhan hati, kesetiaan, serta upaya mempertahankan harga diri di tengah situasi yang tidak adil. Lebih dari sekadar kisah pribadi, artikel ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya empati dan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan, terutama di tengah ambisi, kesenjangan, dan diskriminasi yang masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat saat ini.

    BalasHapus
  31. Pementasan Martha berhasil menggugah dengan kuat—melalui kisah seorang aktivis muda sebagai cermin realitas di mana ambisi dan diskriminasi menghancurkan nurani kemanusiaan. Keberanian untuk bersuara, yang ditampilkan dalam drama ini, menjadi pengingat penting bahwa diam dalam menghadapi ketidakadilan sama saja memberi ruang bagi penindasan tumbuh.

    BalasHapus
  32. Artikel “Martha: Kegetir Kemanusiaan di Tengah Ambisi dan Diskriminasi” menurut saya sangat menyentuh dan kuat. Kisah Martha, seorang aktivis muda keturunan Tionghoa, membuka mata tentang bagaimana ambisi dan diskriminasi bisa menggerus nilai kemanusiaan. Konflik antara idealisme dan kekuasaan terasa nyata, apalagi saat kepercayaan berubah jadi pengkhianatan. Pementasan ini bukan sekadar hiburan, tapi ajakan untuk refleksi — apakah kita sudah benar-benar berpihak pada kemanusiaan, atau justru diam saat ketidakadilan terjadi. Artikel ini berhasil menunjukkan bahwa seni bisa menjadi ruang perlawanan dan pengingat agar kita tetap manusia di tengah ambisi dan prasangka.

    BalasHapus
  33. Pertunjukan ini menegaskan fungsi hakıkı drama sebagai medium kritik sosial menyuarakan kemanusiaan di tengah tekanan Melalui kısah Martha

    BalasHapus
  34. Tulisan ini menyentuh hati karena menyoroti perjuangan manusia menghadapi ketidakadilan, disampaikan melalui kekuatan dramatik yang emosional.

    BalasHapus
  35. Artikel ini menampar kita untuk melihat lebih dekat. Seringkali, 'ambisi' didewakan tanpa mempertimbangkan biaya kemanusiaannya. Kisah Martha adalah pengingat bahwa jika ambisi dibangun di atas fondasi diskriminasi, yang tersisa hanyalah kepahitan. Perlu redefinisi nilai-nilai dalam sistem sosial dan profesional kita.

    BalasHapus
  36. Pementasan drama "Martha" yang disutradarai Eva Ayutrianita adalah gebrakan berani yang menyoroti sisi gelap kekuasaan, otoritas, dan ketidakadilan berbasis identitas, melalui kisah Martha, seorang aktivis muda keturunan Tionghoa. Drama ini menyuarakan kritik sosial yang tajam terhadap penindasan dan kemunafikan, mengingatkan penonton untuk tidak takut bersuara melawan ketidakadilan, dengan dukungan komposisi musik yang melankolis dan tata panggung yang emosional

    BalasHapus
  37. Kisahnya berhasil menggambarkan kegetiran kemanusiaan di tengah ambisi dan diskriminasi dengan emosional dan tajam. Karya ini menjadi refleksi sosial yang kuat, mengajak penonton merenungkan nilai empati, kesetaraan, dan perjuangan manusia dalam menghadapi realitas yang tidak selalu adil.

    BalasHapus