DINAS PARIWISATA GELAR PELATIHAN SENI TRADISI BANTENGAN DI KOTA BATU

 


Narasumber Sarasehan dan pelatihan siap menyampaikan materi (Foto ist.)


Damariotimes. Batu, 19 Juni 2025. Di tengah hiruk-pikuk modernisasi, semangat pelestarian budaya terus menyala, salah satunya di Kota Batu. Pada Kamis, 19 Juni 2025, sebuah inisiatif penting terwujud melalui Pelatihan Seni Tradisi Bantengan yang digagas oleh Dinas Pariwisata, di bawah payung Bidang Pembinaan Sumber Daya Manusia, Lembaga dan Pranata Kebudayaan. Bertempat di Hotel Sammara yang asri di Jalan Imam Bonjol, Ngaglik, Kota Batu, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan sebuah simfoni dedikasi untuk menjaga napas seni tradisi Bantengan agar terus berdenyut di tanah kelahirannya.

Pagi itu, sejak pukul 08.00 WIB, suasana Hotel Sammara sudah dipenuhi antusiasme. Panitia sibuk mempersiapkan segala detail, memastikan setiap sudut siap menyambut para peserta yang perlahan mulai berdatangan untuk registrasi. Tepat pukul 09.00 WIB, gema Indonesia Raya mengawali rangkaian acara, menumbuhkan rasa persatuan dan kebanggaan akan warisan bangsa. Suasana khidmat itu kemudian disusul dengan sentuhan budaya yang memukau: Tarian Selamat Datang Dolanan Jaranan dari Sanggar Tari Sekartaji Batu menyambut hangat setiap insan yang hadir, seolah mempersilakan mereka memasuki gerbang kearifan lokal. Setelah hening sejenak untuk pembacaan doa, acara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata, didahului dengan laporan pelaksanaan dari Dewan Kesenian Kota Batu, menandai dimulainya perjalanan mendalam ke dunia Bantengan.

Sesi pertama pelatihan menjadi arena bagi eksplorasi akar sejarah dan estetika Bantengan. Muhammad Fathur Rizky membuka tirai dengan memaparkan secara gamblang tentang asal-usul dan kesejarahan seni tradisi yang kaya makna ini, membawa peserta menyusuri jejak waktu. Setelahnya, Supriyono merajut benang-benang narasi dan melodi, mengupas tuntas tentang narasi serta musik pengiring yang menjadi jiwa dari pertunjukan Bantengan. Setiap nada dan gerak dijelaskan dengan detail, membuka cakrawala pemahaman peserta. Sesi tanya jawab yang interaktif pun menjadi jembatan bagi rasa ingin tahu, di mana peserta leluasa menggali lebih dalam esensi setiap materi yang disampaikan. Setelah menyerap berbagai ilmu, jeda Ishoma sejenak memberikan ruang bagi peserta untuk memulihkan energi dan meresapi setiap informasi.

Memasuki sesi kedua, semangat kembali membara. Panggung dihidupkan dengan sebuah penampilan langsung Tradisi Bantengan oleh para talenta, menyuguhkan pengalaman visual yang nyata, menghidupkan teori-teori yang telah disampaikan sebelumnya. Inilah saatnya bagi peserta untuk menyaksikan secara langsung keindahan dan kekuatan seni Bantengan. Kemudian, sorotan tertuju pada Prof. Dr. Robby Hidajat, M.Sn. dari Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, seorang pakar yang dinanti-nantikan. Dengan kepiawaiannya, beliau mengurai seluk-beluk struktur adegan gerak dan formasi garap Seni Tradisi Bantengan, memberikan wawasan mendalam tentang koreografi dan pola pertunjukan. Sebagai penutup, Dr. Arif Rofiq, M.Si. melengkapi pelatihan dengan pemaparan tentang kemasan dan teknik garap Seni Tradisi Bantengan, membahas bagaimana seni ini dapat dikemas dan disajikan agar tetap relevan dan menarik di era kontemporer.

Pelatihan ini, dengan rangkaian materi dan narasumber yang berkualitas, lebih dari sekadar transfer pengetahuan. Ini adalah upaya nyata Dinas Pariwisata dan seluruh pihak yang terlibat untuk menyemai benih-benih kecintaan dan pemahaman akan Seni Tradisi Bantengan. Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta tidak hanya menjadi penonton, melainkan juga agen-agen pelestari yang akan terus membawa obor kebudayaan ini, memastikan gaung Bantengan tak akan pernah padam, melainkan terus menggema, dari generasi ke generasi.

 

Tim Damariotimes.

Posting Komentar untuk "DINAS PARIWISATA GELAR PELATIHAN SENI TRADISI BANTENGAN DI KOTA BATU"