Menguak Warisan Budaya: Kampung Budaya Palawijen (KBP) Kota Malang


Aktivitas Budaya di KBP (Foto ist.)

Damariotimes. Kampung Budaya Polowijen (KBP) terletak di Kelurahan Polowijen, kecamatan Blimbing, Kota Malang. Diresmikan oleh Walikota Malang pada 2 April 2017, KBP menjadi pusat kegiatan budaya yang terletak berdekatan dengan Situs Budaya Polowijen. Situs ini termasuk Situs Sumur Windu Ken Dedes, Makam Ki Tjondro Suwono (Mbah Reni) Empu Topeng Malang, dan Situs Joko Lolo, yang semuanya telah ditetapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang.

Asal mula nama Kampung Budaya Polowijen berasal dari Sarasehan Budaya Polowijen yang diadakan di balai RT 03 RW 02 Kelurahan Polowijen pada November 2016. Sarasehan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk warga masyarakat, pelaku seni budaya, dan tokoh masyarakat. Diskusi tersebut mengungkapkan potensi Polowijen sebagai sebuah kampung dengan sejarah dan kekayaan budaya yang luar biasa.

Sarasehan Budaya dilanjutkan pada Desember 2016 dan Februari 2017, melibatkan lebih banyak warga masyarakat dan tokoh seni budaya Malang. Mereka mengungkapkan bahwa di era tahun 1950-an, Polowijen dikenal sebagai pusat seni tradisional, termasuk ketoprak, ludruk, wayang kulit, wayang ope, jaranan, wayang topeng, dan pencak silat.

Dengan menyadari bahwa seni budaya tersebut semakin terlupakan, warga Polowijen mendirikan Kampung Budaya Polowijen sebagai upaya pelestarian budaya. Proses ini dimulai dengan memberikan ornamen bambu pada 15 rumah warga dan menambahkan gazebo di depan masing-masing rumah secara swadaya mandiri dengan prinsip gotong royong. Proses pembangunan berlangsung selama 2 tahun untuk menciptakan desain kampung yang unik, antik, dan menarik.

Peresmian Kampung Budaya Polowijen pada 2 April 2017 dihadiri oleh Walikota Malang, H. Moh Anton. Acara tersebut diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk Gerakan Senam Sehat, Penanaman 100 Pohon, Peletakan Batu Pertama Sasana Budaya, Fragmen Wayang Topeng, Tari Topeng Grebeg Jowo oleh 100 orang, Permainan Dolanan, Albanjari, dan Tari Topeng Gunungsari. Sarasehan Kampung Budaya Polowijen dengan tema "Mencari Hari jadi Polowijen" juga diselenggarakan dengan dihadiri oleh berbagai tokoh penting.

KBP berhasil merekonstruksi 15 rumah warga dengan ornamen bambu sebagai ciri khas rumah budaya. Selain itu, KBP juga mengembangkan seni Topeng Malang sebagai salah satu ikon budaya Kota Malang dengan mengadakan pertunjukan tari Topeng Malang dan pembuatan kerajinan topeng. Mereka juga mengembangkan batik Malang dengan motif khas Topeng Malang dan Motif Ken Dedes, serta memperkenalkan permainan tradisional, musik dolanan, tembang mocopat Jawa dan Malangan, serta Sekolah Duta Budaya yang dilengkapi dengan perpustakaan.

 

Kontributor : Ki Demang

Editor          : MAH

 

Posting Komentar untuk "Menguak Warisan Budaya: Kampung Budaya Palawijen (KBP) Kota Malang"