Pembelajaran Berdiferensiasi dan Tantangannya (Bagian 2)

Pembelajaran Berdiferensiasi (Foto Ist.)
Bagaimanakah cara mengimplementasikan pembelajaran diferensiasi?

       Langkah pertama guru harus memahami kelebihan dan kekurangan peserta didik dengan membaca hasil tes diagnostik. Berdasarkan kebutuhan yang berbeda dari setiap peserta didik tersebut guru kemudian menginventaris kebutuhan pembelajaran, merancang metode dan strategi untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menghargai perbedaan kebutuhan setiap peserta didik.

Dalam implementasi Pembelajaran berdiferensiasi seharusnya guru melakukan hal hal berikut:
  1. Menawarkan siswa pilihan jenis tugas yang akan dikerjakan.
  2. Menyediakan banyak teks dan jenis bahan ajar.
  3. Menggunakan berbagai metode belajar yang dipersonalisasi termasuk ragam penilaiannya
  4. Merancang pembelajaran agar sesuai dengan berbagai bentuk kecerdasan.
  5. Agar Pembelajaran berdiferensiasi berhasil, guru harus menjelaskan dengan jelas tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan.
        Pembelajaran berdiferensiasi berkembang dalam lingkungan kelas di mana siswa bekerja menuju tujuan bersama dengan pola pikir pertumbuhan. Guru harus mengidentifikasi dan merespon kebutuhan siswa, menciptakan budaya kelas yang mendukung di mana siswa menghargai perbedaan untuk diri mereka sendiri dan teman sekelas mereka.

Tantangan yang dihadapai dalam mengimplementasikan pembelajaran diferensiasi.
        Hasil penelitian yang dikakukan oleh Nor  Zaiham dkk dari universitas Brunei Darusalam yang berusaha mendifinisikan konsep Pembelajaran berdiferensiasi serta tantangan potensialnya adalah sebagai berikut.
        Dalam studi ini, tugas guru dikaitkan dengan tiga komponen utama: (1) menggunakan strategi yang berbeda (2) mengatasi keragaman peserta didik, dan (3) memajukan pembelajaran peserta didik. Selain tiga kategori di atas, pengetahuan terbatas guru dan kesalahan asumsi juga diidentifikasi. Selain itu, enam tantangan utama yang menghambat implementasi keberhasilan Pembelajaran berdiferensiasi anatara lain adalah (1) waktu yang diperlukan guru untuk memahami  esensi pembelajaran diferensiasi, (2) sumber daya, (3) pengetahuan guru, (4) ukuran kelas, (5) dukungan, dan (6) beban kerja. 
        Temuan di atas berguna untuk merumuskan hal apa saja yang dapat didiskusikan tentang pembelajaran diferensiasi. Temuan ini juga menyiratkan fakta-fakta penting yang perlu ditangani. Pertama-tama kurangnya pengetahuan yang memadai dan kesalahpahaman tentang definisi menjadi dasar kebutuhan diklat untuk meningkatkan pemahaman guru.
        Penerapan Pembelajaran berdiferensiasi dalam kelas inklusif dapat dimungkinkan melalui pengembangan profesional yang sistematis, fokus dan berkelanjutan, pelatihan guru, serta dukungan.  Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan guru dapat dilakukan  dengan pelatihan dan praktik yang berkelanjutan.  Misalnya membedah konsep teoritis, demonstrasi pelaksanaan pembelajaran, dan kegiatan praktis melalui peer coaching, penelitian tindakan kelas, kelompok studi, atau lokakarya dapat memungkinkan dialog dan konsultasi tentang bagaimana teknik Pembelajaran berdiferensiasi diimplementasikan di kelas.
 
Upaya menjawab tantangan implementasi pembelajaran berdiferensiasi
        Untuk mengatasi kendala ini, penting bagi guru untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan belajar siswa dan mengembangkan strategi yang efektif untuk desain, implementasi, dan evaluasi pembelajaran yang berbeda. Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat dilaksanakan di kelas, guru harus melakukan hal-hal berikut:
  1. Pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek: Kemauan belajar, minat belajar dan profil belajar siswa (dapat dilakukan melalui wawancara, observasi atau survei, dll.).
  2. Desain pembelajaran yang berbeda berdasarkan hasil survei
  3. Menawarkan pilihan yang berbeda dalam hal strategi, materi dan metode pembelajaran.
  4. Mengevaluasi dan merenungkan apa yang telah kami pelajari. Memetakan kebutuhan pembelajaran adalah kunci utama kita untuk menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil survei tidak akurat, rencana pembelajaran dan kegiatan yang dibuat dan implementasinya juga tidak akurat. Untuk memetakan kebutuhan belajar siswa, juga membutuhkan informasi yang akurat dari siswa, orang tua/wali dan orang-orang di sekitar mereka.
Sumber:
  1. Zaiham Nor, “Differentiated Instruction: Definition and Challenging Factors Perceived by TeachersJournal of Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 388
  2. He’s Extraordinary.com, “5 Common Obstacles in Differentiation & How to Overcome Them
  3. Understood.org, “What is differentiated instruction?
  4. E-Ujian.id Level Up Your School “Pembelajaran Berdeferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
  5. GuruInovatif.id, “Berbagai Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi
 
Kontributor    : Drs. Muhammad Taufik, M.Pd.
Editor             : Muhammad Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Pembelajaran Berdiferensiasi dan Tantangannya (Bagian 2)"