Unik, Pokdarwis Kota Malang Upacara Agustusan di Tepian Kali Brantas

        Damariotimes. Hampir di setiap gang, jalan, perkampungan, perkantoran dan di tempat tempat lain merayakan peringatan HUT RI ke 78. Perayaan ada yang dilaksanakan pada sore atau malam hari menjelang tanggal 17 Agustus yang di sebut malam tirakatan. Perayaannya ada yang upacara bendera atau sekedar doa bersama setelah itu barikan dan makan bersama. Terkadang acara barikan malam tirakatan di selingi dengan pembagian hadiah lomba-lomba Agustusan.
Arak-arakan Bendera (Foto Ist.)
        Tak terkecuali kampung tematik di Kota Malang juga menyelenggarakan 17an baik di malam hari atau di pagi harinya. Di Kampung Grabah Penanggungan Forkom Pokdarwis Kota Malang juga menyelenggarakan umbul dongo dan upacara bendera di tepian kali Brantas. Setelah upacara ada beberapa tampilan diantara tari tradisional Mbok Jamu, tari kreasi Garuda, tari topeng Malang, dan nyanyian dolanan. Sebelumnya peserta upacara arak arakan dari pemukiman kampung menapaki tangga turunan yang curam menuju ke tepian kali Brantas dan sebagian anak-anak nyebrang di tepian sebelahnya.
        Demang Ketua Pokdarwis Kota Malang selaku inspektur upacara menyampaikan pesan sambil memekikkan salam merdeka "penting kiranya peringatan HUT RI di lakukan di Kali Brantas, dulu sungai ini adalah halaman belakang sekarang jadi halaman depan dan menjadi ruang ekspresi bagi anak anak dan warga sini". Kali Brantas tidak hanya menjadi saksi berdirinya kerajaan kerajaan besar yang menjadi cikal bakal nusantara tapi juga jadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan.
        Umbul dongo dan upacara peringatan HUT RI ke 78 ini juga di hadiri beberapa kampung tematik lain serta perwakilan mahasiswa Universitas Widyagama Malang yang sedang melaksanakan program merdeka belajar kampus merdeka. Masing masing mahasiswa membawa bendera merah putih saat arak arakan dan di bawa ke tepian kali Brantas untuk upacara sambil membuat formasi barisan masing masing.
Suasana Upacara (Foto Ist.)
        "Upacara Agustusan kami selenggarakan di tepian kali Brantas ini kelanjutan dari Festival Kali Brantas kemarin agar masyarakat tetap merawat dan menjaga tepian kali Brantas, sungai harus merdeka dari sampah dan sumber mata air tetap lestari mengalir kesungai".  Selain mewarisi kemerdekaan nenek moyang kita juga mewarisi alam dan lingkungan yang harus tetap kita jaga agar lestari dan dapat dinikmati anak cucu kita nanti, pungkas pria yang bernama asli Isa Wahyudi dalam sambutan upacara.
        Upacara ini juga menjadi acara spesial selain bagi bagi hadiah, Mbah Karjo Wayang Suket mengajak dolanan anak anak dengan nembang dan main wayang suket. "Tembang dolanan ini nyanyian itungan jawa yang membawa pesan moral pada anak anak tentang doa pengharapan prilaku persahabatan dan saling menghormati" tembang dolanan yang berbasis kearifan lokal ini akan mudah dihafalkan jika langsung di praktekkan. Tembang dolanan ini juga menyampaikan pesan kecintaan lingkungan agar anak anak juga merawat kali Brantas ucap pria yang bernama asli Syamsul Subakri.
        Kini kali Brantas di Betek Penanggungan menjadi lebih bersih tidak ada lagi rumput liar dan sampah yang di buang sembarangan. "Setidaknya melalui Festibal Kali Brantas kemarin, kegiatan agustusan di tepian sungai ini memberi contoh bahwa kita merdeka berkegiatan tidak mengganggu jalanan dan menjadi tempat atraksi dan edukasi". Terang Hariyono ketua Kampung Grabah Penanggungan yang menjanjikan anak mengadakan even di tepi kali Brantas festival Sewu Rujak dengan memakai cowek gerabah dari kampungnya.
 
 
 
Kontibutor : KD
Editor         : Muhammad Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Unik, Pokdarwis Kota Malang Upacara Agustusan di Tepian Kali Brantas"