Ludruk Ingin Tetap Hidup dan Lestari

Damariotimes. Upaya untuk melestarikan ludruk tentu saja tidak bisa sendirian Seniman dan pemerintah harus saling sinergi. Persoalan yang mendesak saat ini perlunya menyiapkan regenerasi, pasalnya pelaku ludruk saat ini sudah banyak yang tua. Berdasarkan pengamatan penulis, ludruk di Malang pemain termuda usianya rata-rata di atas 45 tahun sementara anak muda enggan menjadi pemain ludruk. 
Tampilan Ludruk Lerok Anyar (Foto Ist.)
Berbagai cara telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur baik melalui UPT Taman Budaya Jawa Timur maupun UPT Laboratorium yang saat ini di Komandani oleh Bu Evi, tapi hasilnya kurang menggembirakan.
        Sebagai pelaku yang terus gelisah memikirkan keberadaan kesenian ludruk tentu saja berharap Pemerintah tidak putus asa untuk terus konsisten mencari cara agar ludruk tetap hidup dan berkembang sesuai tuntutan zaman. Kegiatan yang pernah di adakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur seperti Penguatan Kesenian Ludruk dalam bentuk Workshop/ Pelatihan dan Lokakarya perlu dievaluasi dan ditinjau kembali barang kali ada yang perlu diperbaiki dan sempurnakan.
Pertunjukan Ludruk Periodik di Taman Krida Budaya Malang dan di Gedung Cak Durasim perlu terus dilakukan dua tempat Pertunjukan yang sangat strategis itu menjadi tempat untuk melihat perkembangan ludruk yang masih ada di Jawa Timur.
Pementasan ludruk Periodik di Malang dan Surabaya mungkin bisa memprioritaskan / mengutamakan Kelompok Kesenian ludruk yang mau berproses dan memberi kesempatan kepada Kelompok ludruk yang melibatkan anak muda dengan harapan anak muda bisa belajar ludruk dengan benar sesuai pakem ludruk dan pengembangannya.
Workshop dan Festival Ludruk Jawa Timur tidak boleh terhenti kegiatan Pelatihan dan Festival bisa menjadi wahana pembinaan sekaligus sebagai forum Pertemuan Seniman dengan Pemerintah untuk bersama-sama membicarakan perkembangan dan pelestarian ludruk.
Kegiatan Workshop dan Festival ludruk perlu melibatkan Seniman Budayawan terpilih yang benar-benar mumpuni dan memahami tentang ludruk tempo dulu sekarang dan punya pemikiran tentang ludruk masa depan.
Mengingat banyaknya persoalan yang ada dalam ludruk saat ini maka Pemerintah perlu melibatkan Seniman daerah yang bisa diajak berbicara dan memiliki pandangan kedepan untuk kemajuan Ludruk.
Hanya dengan kerja yang baik yang saling melengkapi kesenian ludruk bisa dihadirkan kembali ke tengah tengah masyarakat di era digitalisasi ini.
 
 
 
 
Penulis    : Cak Marsam Hidayat (Ludruk Lerok Anyar)
Editor      : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Ludruk Ingin Tetap Hidup dan Lestari"