DAMARIOTIMES - Selama satu tahun berlangsung di tahun 2021. Robby Hidajat bersama tim kolaborasi Indonesia-Malaysia Research Consersium (I’MRC) yang terdiri dari: Prof. Suyono, M.Pd. Dr. Djoko Sayono, M.Pd. (LP2M UM) dan Prof. Dr. Syed Ahmad Iskandar, Dr. Iziq Eafifi Bin Ismail, dan Dr. Norliza Bt. Mohd Isa (UTM).
Buku Zapin Melayu: Indonesia-Malaysia (Foto Ist.) |
Dalam
buku tersebut dikemukakan, bahwa eksisten Tari Zapin merupakan sebuah proses
panjang pembentukan identitas masyarakat Melayu, hubungannya dengan penyerapan
secara akulturasi antara budaya Arab dan budaya Lokal Indonesia.
Pada
perkembangan selanjutnya Zapin Melayu sebagai seni pertunjukan yang tersebar di
berbagai daerah. Mulai dari Semenanjung Malaka (Malaysia), pesisir pulau
Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan juga Makassar. Bahkan hingga ke beberapa
wilayah di Filipina.
Budaya Melayu
(Indonesia-Malaysia) mengalami proses transformasi dari kehidupan masyarakat Melayu pedalaman yang
mengelola hasil bumi, membentuk komunitas yang tinggal di daerah muara
(pantai), dan juga ada yang tinggal di lautan. Orientasi religiusitas yang berawal dari spiritual
alamiah, keyakinan tradisional yang percaya terhadap roh leluhur. Kemudian
mengalami kontak dengan para Gujarat yang datang sebagai saudagar yang memeluk
agama Islam.
Religiusitas Islami terus tersebar luas di
lingkungan masyarakat Melayu, bahkan
seiring dengan religiusitas Islami itu menempatkan fungsi tari Zapin sebagai
bagian integral dari kehidupan masyarakat Melayu. fungsi tari Zapin yang berasal dari budaya Arab di
berbagai pondok pesantren telah menjadi ekspresi estetik para santri, dan juga
dikukuhkan oleh komunitas keturunan bangsa Arab. Perkembangan tari Zapin
berdasarkan budaya lokal telah membentuk ekspresi etnik dari masyarakat Melayu.
Perkembang
fungsi yang terus mengalami transformasi kearah kebutuhan hiburan masyarakat,
baik untuk memeriahkan hajatan atau untuk hiburan pada umumnya. hal ini salah satu bentuk ekspresi
sosial masyarakat Melayu.
Tari
Zapin Arab merupakan fenomena ‘konstruksi budaya.’ Proses konstruksi budaya
Melayu dibentuk melalui aksis paradigmatik; membangun masyarakat Melayu
mencapai dan menemukan identitas keetnikannya. Secara triangle (transcendental)
diberikan penguatan atas keberadaan tari Zapin Arab, yang secara ketat
dipertahankan keasliannya oleh masyarakat peranakan Arab.
Aspek
imanensi (sosial) telah diberikan makna sosial yang mampu menjalin kehidupan
berkelanjutan serta memberikan ikatan rasa keetnikan dari masyarakat yang berada
di Nusantara. Bahkan mampu menunjukan rasa keetnikan yang sama dengan bangsa
serumpun, yaitu Malaysia. Hal ini telah dinyatakan secara tegas, bahwa
identitas masyarakat Melayu adalah spiritual Islam, dan Islam merupakan sebuah
eksistensi dari masyarakat Melayu.
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Robby Hidajat Terbitkan Buku Zapin Melayu - Penguatan Konstruksi Ruang Sosial Masyarakat Bangsa Serumpun : Hasilkan Research Kolaboratif Indonesia-Malaysia 2021"