Titin Iswandoyo Tandhak Jatkerto Krasan di Ponorogo bagaimana Nasib kedepan Jadi Tandhak Ludruk ?

Titin Iswandoyo, tandhak imut dari Jatikerto (foto ist.)

             DAMARIOTIMES - Siapa yang bilang ludruk kehilangan pendukung, jika diperhatikan dari minat masyarakat untuk belajar menjadi pemain ludruk. Tampaknya ludruk masih dapat bertahan sebagai sebuah seni pertunjukan di Jawa Timur. Sungguhpun memang semakin sedikit peminatnya, karena aspek fasilitas dan pengkondisian senimannya yang masih belum memiliki pola yang tepat.

            Apabila diperhatikan, di zaman mellenial ini ternyata masih ada yang ingin belajar menjadi tandhak ludruk. Damariotimes. Ketika menjumpai Teguh   Iswandoyo, lahir ,9 Oktober 1989 dari pernikahan Pak Huri dengan mbok Sayem.

Teguh   Iswandoyo mengaku mulai belajar Ngludruk tahun 2008, namun sebelum menjadi Tandhak ludruk. Ternyata sudah berpengalaman bekerja di Salon Chandrika, milik mama Chandra. Salon yang sudah populer di  Gondanglegi dan daerah sekitarnya.

Selama menjadi asisten mama Chandra memiliki kinerja yang sangat baik, bahkan  sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Pada waktu, seperti biasa ketika mama Chandra berdandan wedhok (perempuan) akan tanggapan ludruk. Ternyata  Teguh   Iswandoyo selalu mengamati, dalam hatinya kepingin juga berdandan seperti  mama Chandra. Namun  keinginan itu disimpan dalam hati, karena waktu itu masih fokus mendalami bidang kecantikan; potong, sanggul, dan make up sebagai bekal hari tua, ungkapnya.

Setelah cukup lama bekerja  sebagai asisten mama Chandra di Salon Candrika di Gondanglegi, Teguh   Iswandoyo pamit dan ijin untuk membuka salon sendiri di rumahnya. Beberapa bulan kemudian terdengar kabar kalau Teguh   Iswandoyo sudah Ngludruk, dan populer di panggil Titin Iswandoyo.

Anak mbok Sayem itu orangya juga pandai memasak, sehingga memang menunjang keluwesannya jadi tandhak luruk. Sehingga juga cepat mengorbit. Hal ini juga dikarenakan pada tahun 2000an semua perkumpulan  ludruk di Malang kekurangan pemain muda, utamanya  untuk peran remaja putri yang centil. Kesempatan emas  itu memang ditangkap Titin Iswandoyo untuk berlatih akting di panggung Sandiwara rakyat tradisional itu.

Pertama kali ikut perkumpulan ludruk hanya modal keberanian saja. Tekatnya  yang penting naik panggung dan tampil jadi wanita cantik, genit, dan dapat mencari perhatian penonton. Setelah percaya diri tampil di atas panggung, dan tidak ada perasaan demam panggung.Titin Iswandoyo mulai belajar menyanyi, belajar menari, belajar Ngidung Jula Juli kemudian beranjak belajar bermain peran.

Berkat ketekunan yang dilandasi rasa cinta terhadap kesenian ludruk,Titin Iswandoyo sekarang menjadi tandhak ludruk yang sangat dibutuhkan. Bahkan sudah mencapai kepopuleran di blantika perludrukan di Malang.

11 tahun menjadi tandhak  ludruk; Titin Iswandoyo sudah menjelajahi hampir semua  perkumpulan ludruk yang populer di Malang, bahkan juga sering diminta untuk tampil pada ludruk-ludruk di Luar malang.

Panggung ludruk di Jawa Timur yang pernah di buat belajar akting antara lain: ludruk Subur Budaya, Ludruk Budi Wijaya, Ludruk Arbama, ludruk Putra Persada, Ludruk Taruna Budaya, Ludruk Orkanda, Ludruk Arseda, Ludruk Gelora Budaya, Ludruk Kusuma Wijaya, Ludruk Lerok Anyar. Ludruk Armada, Ludruk Amubra, Ludruk Sari Budaya, ludruk Suromenggolo, Ludruk Wahyu Budaya dan Ludruk Irama Muda.

Titin Iswandoyo tandhak Jatkerto ini selain ngludruk juga sering di undang Nyinden / Penyanyi Campur Sari, cucuk lampah, Rias dan Memasak. Maka tidak heran jika sebelum masa pendemi COVID-19. Titin Iswandoyo merupakan salah satu artis ludruk paling sibuk, bahkan job manggungnya tidak henti-hentinya, bahkan kadang dapat tampil siang dan malam
Titin Iswandoyo jika sudah berdandan, sudah tidak tampak kalau dia sebenarnya laki-laki (Foto Ist.)
.            Sebagaimana pengalaman tandhak-tandhak ludruk yang lain, sangat senang jika berkumpul pada artis sesama tandhak dan ngrumpi bersama. Mencurahkan persasan dan pengalaman dalamnya. Tapi jika sepi, tidak ada tanggapan. Dia di rumah, sendiri. Dunia seakan akan menjadi kosong, kemudian menerawang jauh ke depan. Sebenarnya apa yang dapat diperbuat lebih berarti untuk dirinya dan orang lain.

 

 

Reporter          : Marsam Hidajat
Editor              : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Titin Iswandoyo Tandhak Jatkerto Krasan di Ponorogo bagaimana Nasib kedepan Jadi Tandhak Ludruk ?"