Retno Agustin Tandhak asal Banyuwangi yang populer di ludruk Malang

Retno Agustin sehari-hari ketika berada di rumah (foto ist.)
DAMARIOTIMES - Retno Agustin, lahir Di Ronggo Jampi Tahun 1968. Anak dari pasangan Ahmad Zakti dan Ibu Ni Wayan Sukesti. Ahmad Zakti adalah Pelawak Jangger yang terkenal di Banyuwangi pada era 1960-an, maka tidak mengherankan bakat seni itu mengalir ke putranya.

Pemuda berdarah Jawa dan Bali ini tergolong anak yang baik, patuh terhadap orang tua. Tidak malas, dan pekerja keras untuk mencapai cita-citanya. Sungguhpun cita-cita yang selalu ada di benaknya itu tidak terlalu tinggi. Biasa saja, dia hanya berangan angan jadi orang baik. Sifat penurutnya, selalu disayangi oleh teman dan gurunya. Ketika duduk di bangku SMP bakatnya menari sudah sangat menonjol. Tidak seperti teman-teman laki-lakinya yang seharian bermain sepak bola.

Retno Agustin yang memiliki bakat seni yang baik, sangat dicintai gurunya. Bahkan seringkali diberikan uang saku oleh guru-gurunya karena sering kali menjuarai lomba tari. Setiap penampilan sekolah juga seringkali tampil.

Pada tahun 1980-an, Retno Agustin di ajak Mak Dirman, salah satu tandhak asal Banyuwangi pergi ke  Malang. Waktu itu tidak pernah membayangkan apa-apa, karena bekalnya dari remaja itu hanya menari yang diajarkan oleh guru-gurunya. Berbekal menari Kupu Cedong dan Tari Punjari ciptaan Mas Sayun Sisiyanto, Retno Agustin diajak bergabung pada perkumpulan Ludruk Kusuma Wijaya Malang.

Ludruk Kusuma Wijaya adalah Jilmaan Ludruk Wijaya Kusuma Unit II setelah di lepas dari Inmindam VIII Brawijaya dan Ludruk Kusuma Wijaya di kelola oleh  Cak Jamil Misdun Mantan Pelawak andalan ludruk Wijaya Kusuma Unit II. Perkumpulan ini tidak terlalu populer, karena dalam masa perintisan. Hanya saja perkumpulan ludruk ini bersifat terbuka, banyak para pemain keluar masuk. Jika masa tanggapan ramai, semua anggota datang. Ketika sepi semuanya pergi. Hal tersebut dianggap biasa oleh Cak Jamil. Bahkan pada perkumpulan ini mempunyai dapur umum. Semua orang yang ada di tobong bisa makan, sungguhpun hanya lauk tempe sama sambel.

Ketika bergabung dengan ludruk Kusuma Wijaya, Retno belum bisa masang gelungan (sanggul), belum bisa ngidung Jula Juli (menyanyi), namun berkat ketekunan serta keinginannya menjadi Tandhak ludruk, Retno cepat bisa menyesuaikan diri dan setiap malam di suruh ikut Koor dan pas malam minggu disuruh mengisi atraksi Tari Banyuwangi yang dia bisa.

Retno Agustin, setelah pandai berdandan sebagai tandhak ludruk (foto ist.)

Setelah di rasakan cukup menimba Ilmu ludruk di Kusuma Wijaya, Retno Agustin pindah bergabung ke perkumpulan ludruk Trijaya, ludruk Taruna Budaya, Ludruk Armada dan sekarang ini menjadi milik semua ludruk se Malang Raya, artinya Retno Agustin dapat keluar masuk kesemua perkumpulan. Namun selalu memprioritaskan pertunjukan yang memang sudah menghubungi, karena dia ingin tampil yang terbaik.

Retno Agustin (tengah) yang selalu tampil kompak pada adegan bedhayan (foto ist.)
             Pemilik Salon Retno Agustin yang biasa dipanggil mama Retno ini sebelum masa Pandemi COVID-19, tergolong tandhak ludruk paling laris di Malang, karena selain piawai menari Ngremo yang sangat dibutuhkan oleh Juragan Ludruk saat ini. Retno Agustin juga luwes dan sering mendapat order menyanyi campursari.

Retno Agustin (kanan) yang bersiap-siap untuk tampil menari ngeremo (foti ist.)

Kesibukan sehari-hari adalah menjadi pengusaha jasa kecantikan ini selalu memprioritaskan kepuasan pelanggan. Seperti di atas pentas, melayani orang yang ingin cantik, make up atau potong adalah orang yang ingin merasa puas dalam penampilan. Oleh karena itu usaha Salon dan Rias Pengantin memang sangat laris. Hasil dari Usaha Salon dan menjadi tandhak ludruk, Anak Ni Wayan Sukesti ini  dapat membangun rumah di Jl  Raya Ardirejo Desa Sidorejo Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang.

Retno Agustin bersyukur di takdirkan menjadi tandhak ludruk, dari sinilah  bisa menyalurkan bakat Seninya, dengan bekerja dan berolah kesenian dapat membahagiakan orang lain, utamanya juga dirinya sendiri dapat berekspresi secara total.



Reporter          : Marsam Hidajat
Editor              : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Retno Agustin Tandhak asal Banyuwangi yang populer di ludruk Malang"